Moeldoko sebut pertahanan perbatasan laut dan udara RI masih lemah
Oleh karena itu, prajurit TNI dan alutsista harus ditingkatkan agar kawasan wilayah Indonesia tak dicuri negara lain.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan pertahanan perbatasan udara dan laut di Indonesia masih kurang maksimal. Hal itu dibuktikan beberapa pesawat dan kapal yang melanggar melintasi perbatasan Indonesia secara ilegal.
"Dalam konteks pertahanan perbatasan darat tidak ada masalah dalam konteks laut dan udara kita masih sering ada persoalan pelanggaran wilayah kedaulatan. Contoh pesawat dan kapal perang negara lain yang melintasi wilayah kedaulatan," kata Moeldoko dalam acara diskusi sarasehan kebijakan tata kelola ketahanan kawasan perbatasan nusantara masa kini di Suprana Institute, Mall Of Indonesia Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (6/8).
Kendati demikian, menurut Moeldoko, solusi untuk memperkuat pertahanan perbatasan Indonesia yaitu meningkatkan kualitas alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan prajurit TNI untuk dihadirkan dalam menjaga kedaulatan Tanah Air.
"Saya sebagai prajurit TNI dalam memandang perbatasan justru berbeda dari kebanyakan orang. Biasanya melihat sedikit emosional kepada orang lain, tapi tidak ke diri sendiri. Yang ingin saya ucapkan, persoalan perbatasan tidak security, justru membangun prosperity (kesejahteraan rakyat)," katanya.
Lanjut dia, jika pembangunan perbatasan dengan kesejahteraan rakyat, maka TNI akan bekerja lebih mudah dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI. Oleh karena itu, prajurit TNI dan alutsista harus ditingkatkan agar kawasan wilayah Indonesia tak dicuri oleh negara lain.
"Membangun jalan di perbatasan, pekerjaan umum bilang nilai perekonomian tidak ketemu. Padahal valeu (nilai) fisik hanya transportasi. Tapi nilai nonfisik yang menentukan. Kenapa perbatasan mengenal uang Malaysia karena tidak ada nilainya. Kunci ini membangun konektivitas akan menemukan kontek fisik. Apa yang dipikirkan presiden poros maritim pemikiran sangat positif. Itu menggunakan model konektivitas," tukas dia.