Moeldoko: TNI-Polri Dilarang Pakai Amunisi Tajam Amankan Aksi 22 Mei
Moeldoko: TNI-Polri Dilarang Pakai Amunisi Tajam Amankan Aksi 22 Mei
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menegaskan aparat TNI- Polri dilarang menggunakan senjata atau amunisi tajam saat mengamankan aksi 22 Mei 2019. Selain itu, aparat juga disarankan menghindari kontak langsung dengan massa.
"Kami rapat di Menko Polhukam menyepakati hindarkan TNI-Polri dari senjata amunisi tajam. Tidak ada lagi sekarang amunisi tajam itu. Dilarang. Berikutnya kita menghindari kontak langsung dengan massa," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019).
-
Apa itu People Power? People Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
-
Mengapa People Power penting dalam demokrasi? Dalam sebuah negara demokrasi, rakyat memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan, rakyat disebut memiliki kedudukan tertinggi dalam negara demokrasi. Di mana rakyat menjadi pilar utama dalam membentuk dan mengarahkan arus kebijakan dan tindakan pemerintah.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
-
Kapan People Power pertama kali terjadi? Sejarah adanya People Power, bermula di negara Filipina.
-
Siapa yang memimpin gerakan People Power di Filipina? Gerakan ini muncul sebagai bentuk demonstrasi anti kekerasan untuk menggulingkan kekuasaan Marcos. Puncak dari gerakan ini terjadi pada pemilihan presiden kilat pada tahun 1986, dimana Marcos secara kontroversial dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri yang dipimpin oleh istri dari Benigno 'Ninoy' Aquino, yaitu Corazon Aquino.
Moeldoko menjelaskan hal tersebut dilakukan agar tak ada upaya adu domba pada tanggal 22 Mei. Hal ini juga untuk menghindari TNI-Polri tak menjadi korban tuduhan oleh kelompok yang ingin memanfaatkan kumpulan massa.
"Seperti apa? Ya bisa melakukan menembak pada kerumunan akhirnya seolah-olah tembakan dari aparat keamanan TNI-Polri," ujar dia.
Moeldoko mengatakan ada sekitar 28 ribu aparat keamanan yang disiapkan untuk mengamankan pengumuman hasil Pemilu pada 22 Mei 2019. Kendati begitu, dia tetap meminta masyarakat tak datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti aksi 22 Mei.
"Tetapi kita juga mengimbau masyarakat tidak perlu kumpul," tutup Moeldoko.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Serikat Buruh NU Tolak Aksi 22 Mei
PDIP: Penghasut dengan Narasi Curang Adalah Mengingkari Rakyat
Penjelasan-Penjelasan Polisi Soal Keamanan Jakarta pada 22 Mei
Aksi 22 Mei Dinilai Bukan Gerakan Jihad
Menhub Budi Setuju Pilot Pengajak Aksi 22 Mei Ditindak Kepolisian
Jelang Aksi 22 Mei, Polisi Lakukan Pemeriksaan di Stasiun dan Terminal Solo