Momentum Idul Adha bisa dimaknai menyembelih nafsu binatang di dalam diri
"Bahwa nafsu amarah, nafsu kedengkian telah membutakan mata hati manusia dapat membuat manusia menjadi buas terhadap sesama."
Momentum Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Zulhijah sering diperingati dengan penyembelihan hewan qurban. Peringatan tersebut tidak hanya dipahami sebatas acara seremonial tanpa makna akan tetapi harus dipetik hikmahnya dengan mendalam.
Selain tentang solidaritas sesama umat, hikmah penyembelihan hewan qurban juga bermakna agar kita juga mampu menyembelih nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia sehingga setiap muslim bisa menjadi pribadi yang humanis, shaleh dan taqwa. Demikian disampaikan Ahmad Basarah Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Kapan sidang isbat Idul Adha dilaksanakan? Sidang isbat dilakukan dengan merujuk pada hasil rukyatul hilal, di mana pelaksanaannya berada pada titik di seluruh Indonesia.
-
Kapan Idul Adha dirayakan? Idul Adha yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban adalah salah satu hari besar dalam kalender Islam yang dirayakan dengan penuh makna oleh umat Muslim di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat diikuti oleh Majelis Ulama Indonesia, perwakilan DPR, ormas Islam, dan duta besar dari negara-negara di luar negeri.
"Sifat-sifat binatang inilah yang harus kita sembelih atau kita buang jauh-jauh. Sifat licik, amarah dan berperilaku buas terhadap sesama dalam memenuhi ambisi inilah yang harus disembelih dan buang jauh-jauh. Jangan sampai sifat-sifat buruk binatang buas tersebut bercokol dalam alam pikiran dan hati umat muslim dan bangsa Indonesia," kata Basarah, Rabu (22/8).
Formatur Pembentukan Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) melanjutkan, bahwa syariat berkurban memiliki akar sejarah panjang yang bisa dilacak dari zaman Nabi Adam AS, kemudian di era Nabi Ibrahim AS hingga nabi besar Muhammad SAW. Qurban yang diterima oleh Allah SWT adalah qurban yang dilandasi dengan semangat keikhlasan dan ketaqwaan, sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh Habil, yang menyiapkan seekor domba besar dan bagus untuk dikorbankan.
Sedangkan qurban Qabil ditolak, lantaran dilakukan tidak dengan ikhlas. Qabil yang terbakar dengan emosi kemudian membunuh saudaranya sendiri, Habil. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal dengan kejadian pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia.
"Bahwa nafsu amarah, nafsu kedengkian telah membutakan mata hati manusia dapat membuat manusia menjadi buas terhadap sesama. Tidak jarang manusia tega mengorbankan manusia lainnya hanya untuk memenuhi syahwat dan ambisi kekuasaan. Jika nafsu dengki, amarah dan buas tersebut tidak disembelih, maka bukan mustahil kekacauan dan eksploitasi manusia terhadap manusia masih dan akan terus berlangsung serta dapat menimbulkan kekacauan suatu bangsa atau masyarakat dunia," kata Basarah.
Situasi yang terjadi di masyarakat Arab pra Islam adalah situasi yang memprihatinkan. Praktek dehumanisasi termasuk mengorbankan manusia hidup-hidup menjadi pandangan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW datang menghapus kebiasaan biadab tersebut. Bahwa tradisi mengorbankan manusia dengan dalih dan alasan apapun dalam peradaban umat manusia saat ini adalah perbuatan yang tidak berperikemanusiaan dan tidak dapat ditolerir.
Semangat berqurban juga bisa diterapkan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap komponen bangsa harus mengorbankan egoismenya dan tidak memaksakan kehendak apalagi bersikap buas terhadap sesama dengan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan dan ambisinya.
"Inilah spirit qurban yang harus kita pahami. Mudah-mudahan dengan spirit Idul Qurban 1439 Hijriyah ini bangsa Indonesia dapat menjalani kehidupan kebangsaan yang humanis dan penuh solidaritas sesama bangsa Indonesia dan warga dunia" demikian kata Wakil Ketua MPR RI itu.
Baca juga:
Jokowi, 5 menteri dan Kepala BIN sumbang hewan kurban untuk korban gempa NTB
Tiga WNA sumbang empat hewan kurban ke Masjid Agung Jawa Tengah
Bak karnaval, sebelum disembelih hewan kurban diarak keliling kampung di Malang
Idul Adha jadi ajang silaturahmi antar WNI di Korsel
Melihat pemotongan hewan kurban
Idul Adha, Turki sumbangkan 34 ribu domba untuk umat Muslim di Ethiopia