Muhammadiyah: Kampanye hitam biaskan visi & misi para capres
"Saya imbau kepada semua pasangan beserta pendukungnya, segera hentikan serangan kampanye hitam," ujar Din Syamsuddin.
Maraknya kampanye hitam menjelang pemilihan presiden dituding akan bias menghalangi hak masyarakat untuk mengetahui visi dan misi calon presiden. Sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di tanah air, Muhammadiyah mengaku risau dengan kondisi tersebut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, kampanye hitam saat ini sangat mudah dilakukan, terutama melalui sosial media. Dalam kampanye tersebut, tak jarang menyinggung hal-hal yang berbau SARA (suku, agama, ras dan antar-golongan).
"Kampanye hitam sudah membuat kita risau. Tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi sibuk melawan kampanye hitam. Mereka kehabisan waktu untuk memaparkan visi dan misinya," ujar Din.
Hal itu dia sampaikan usai menghadiri acara Tabligh Akbar dalam rangka milad seabad Aisyiyah dan Hari Bermuhammadiyah di Stadion Manahan, Solo, Selasa (27/5).
Fenomena tersebut, lanjut Din, sangat merugikan masyarakat sebagai pemilih. Alasannya, pemilih jadi bias mengetahui visi dan misi atau program-program yang hendak dibawa oleh calon pemimpinnya. Padahal itu hak masyarakat.
"Saya mengimbau kepada semua pasangan beserta pendukungnya, segera hentikan serangan kampanye hitam. Kalau memang ada sesuatu yang diyakini benar, selesaikanlah secara hukum. Penyebaran kampanye hitam melalui media sosial hanya akan menjadi fitnah yang tidak produktif bagi demokrasi," tegasnya.