MUI Duga Ada yang Ingin Merusak Nama Baik dengan Sebar Surat Hoaks
Narasi kabar hoaks tersebut dipenuhi tuduhan dan prasangka, kasar, berupaya mengadu domba dan merusak nama baik organisasi MUI
Beredar foto surat berkop Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ditujukan kepada seluruh ulama dan kiai di pelosok nusantara. Isinya seruan agar para ulama dan kiai berhati-hati dengan rencana Rapid Test.
Narasi dalam surat tersebut juga mengatakan bahwa rapid test adalah akalan-akalan PKI. Jika hasil tes terkonfirmasi positif maka para kiai akan dikarantina dan disuntik dengan dalih pengobatan. Padahal, tertulis dalam surat tersebut, para kiai disuntik racun, meninggal dan kemudian dikuburkan langsung. Dalam surat itu juga diserukan kepada para ulama dan kiai untuk melawan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Kenapa BMKG memastikan bahwa berita tentang tsunami di Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks? Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.Dia menyebut berita tersebut hanya isu dan membohongi masyarakat."Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.
Sekjen Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Pusat, Anwar Abbas menyatakan kabar tersebut hoaks. MUI Pusat tidak pernah mengeluarkan surat, pengumuman, pernyataan yang isinya agar seluruh MUI provinsi, kabupaten atau kota berhati-hati dan waspada dengan diadakannya Rapid Test Covid-19 terhadap ulama, kiai, dan ustaz di seluruh Indonesia.
"DP MUI Pusat menegaskan tidak pernah mengeluarkan seruan agar
ulama, kiai, dan ustaz di Indonesia menolak Rapid Test Covid-19," kata Sekjen MUI, Anwar Abbas lewat keterangannya, Senin (25/5).
MUI Pusat menyatakan surat tersebut tidak sesuai dengan standar penerbitan surat, pengumuman, pemberitahuan atau sejenisnya di
organisasi MUI. Seharusnya menggunakan kop surat DP MUI Pusat, diberi nomor surat dan tanggal terbit, ditandatangani dua orang Pimpinan Harian MUI Pusat, dan dibubuhi stempel organisasi MUI.
Dia menambahkan, narasi yang digunakan dalam surat hoaks tersebut tidak mencerminkan dan menjadi tradisi dalam surat, pengumuman, pemberitahuan dan sejenisnya yang selama ini diterbitkan oleh DP MUI Pusat. Yakni santun, halus, sejuk, damai, dan memuat pesan keislaman.
"Tetapi narasi kabar hoaks tersebut dipenuhi tuduhan dan prasangka, kasar, berupaya mengadu domba dan merusak nama baik organisasi MUI," kata dia.
Selain itu, narasi kabar hoaks tersebut berupaya menciptakan keresahan dan kebingungan di kalangan umat Islam dan masyarakat luas. "Sekaligus berupaya menghalangi pelaksanaan berbagai program pemerintah bersama masyarakat yang tengah bekerja keras mengatasi wabah Covid-19," ucapnya.
Baca juga:
CEK FAKTA: Hoaks Surat MUI Agar Ulama Hati-hati dan Melawan Saat Rapid Test
Sebar Hoaks BLT, Ibu Muda di Gorontalo Dijemput Polisi
CEK FAKTA: Tidak Benar Konser Iwan Fals dalam Rangka HUT PKI
Ketua MPR Bamsoet Tepis Hoaks Dana Konser Amal dan Kehadiran Jokowi
CEK FAKTA: Hoaks Pemerintah Beri Dana Bantuan Dampak Covid-19 Rp2 Juta