MUI harap Tahun Baru Islam 1440 H bawa kedamaian dan saling toleransi
Terlebih di tahun politik saat ini, MUI meminta semua pihak khususnya elite politik bisa menahan diri dalam mengekspresikan sikap politiknya. Termasuk dalam menyampaikan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas dan penuh dengan kecurigaan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada kaum Muslimin agar menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriah dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan. Tak lupa, senantiasa mengharap ridho Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.
"Kami berharap semoga di tahun 1440 Hijriah ini kita semua dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam siaran pers, di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (11/9).
-
Apa yang dimaksud dengan Tahun Baru Islam? "Tahun baru Islam adalah saat kita merenungkan kesalahan masa lalu dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik di masa depan."
-
Kapan umat Islam memperingati Tahun Baru Islam? Muharam adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah yang menandai sebagai tahun baru Islam.
-
Bagaimana umat Muslim merayakan Tahun Baru Islam? Banyak yang memanfaatkan momen ini untuk memperdalam pemahaman mereka tentang agama, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan amal dan kebaikan terhadap sesama. Di berbagai belahan dunia, umat Muslim berkumpul untuk merayakan momen ini dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian, ceramah, dan doa bersama.
-
Apa yang dirayakan pada Tahun Baru Islam? Tahun Baru Islam menjadi waktu umat Muslim merenung dan memperbaharui komitmen terhadap ajaran Islam.
-
Apa makna dari ucapan Selamat Tahun Baru Islam di tahun baru Islam? Ucapan selamat tahun baru Islam bukan hanya sebagai bentuk ucapan seremonial biasa, melainkan memiliki dampak positif untuk umat dan bangsa.
-
Kapan Tahun Baru Islam dimulai? Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam.
Pihaknya menyerukan kepada kaum muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi, menjaga keseimbangan dan bersikap adil dalam menjalankan ajaran agama. Sehingga tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit demi mewujudkan persaudaraan Islam dan persatuan umat.
MUI juga mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan wawasan Kebhinekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan.
Terlebih di tahun politik saat ini, Zainut meminta semua pihak khususnya elite politik bisa menahan diri dalam mengekspresikan sikap politiknya. Termasuk dalam menyampaikan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas dan penuh dengan kecurigaan.
Menurut dia, perbedaan pilihan politik tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.
"Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita. Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara," katanya.
Ia pun menyoroti tentang tujuan dibentuknya NKRI yakni untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Tujuan yang luhur tersebut, menurut pandangan kami belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah agar sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi.
Terakhir, MUI mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah sebagai tahun kepedulian sosial terhadap sesama.
Terkait hal itu, MUI mengimbau kepada para dermawan, pengusaha baik BUMN maupun swasta untuk menggalang solidaritas nasional untuk meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi, khususnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hal tersebut sebagai bentuk refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, kepedulian dan saling menolong antarsesama dalam kebaikan dan ketakwaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil, bahagia, sejahtera lahir dan batin.
Baca juga:
Kemeriahan pawai obor sambut Tahun Baru Islam 1440 H
Pawai sejuta obor 1 Muharram
Meriahnya kirab 19 pusaka Keraton Surakarta yang dipimpin 7 kebo bule
Sambut tahun baru Islam, 12 ribu pegawai pajak se-Indonesia bertilawah
Tahun Baru 1439 H, ribuan umat Islam di Medan gelar Parade Tauhid
Ribuan siswa meriahkan karnaval 1 Muharram di Banda Aceh
Libur tahun baru Islam, Kapolda Jabar tinjau jalur Puncak