MUI: Krisis Iklim Karena Krisis Moral
Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hayu S Prabowo mengatakan, keserakahan manusia menjadi salah satu penyebab krisis iklim yang mengakibatkan bencana alam.
Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hayu S Prabowo mengatakan, keserakahan manusia menjadi salah satu penyebab krisis iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Krisis iklim sejatinya krisis moral, dimensinya banyak. Jadi terefleksi pada kehidupan manusia modern yang kurang mengindahkan kehidupan berkelanjutan," kata Hayu dalam webinar ‘Literasi dan Aksi Iklim Generasi Muda Religius Lintas Agama’, dikutip dari Antara, Selasa (30/11).
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Bagaimana cara Mentan membantu petani menghadapi perubahan iklim? Nana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim. “Kami berikan applause pada beliau (Amran.red) ini. Pada tahun 2023 kemarin, kita menghadapi kekeringan yang cukup lama. Sekarang Pak Menteri bergerak cepat meningkatkan indeks pertanaman dengan program brigade alsintan. Ini merupakan salah satu solusi cepat atas permasalahan yang dihadapi petani.”
-
Di mana saja dampak perubahan iklim dirasakan? Perubahan iklim memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Berikut dampak penyebab perubahan iklim, antara lain: Menurunnya kualitas air. Curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan penurunan kualitas sumber air.
Karena itu, katanya, krisis iklim juga perlu ditangani dengan pendekatan agama. Agar masyarakat menyadari bahwa alam perlu dipelihara untuk kelangsungan hidup manusia ke depan.
MUI, menurut Hayu, telah menerbitkan enam fatwa berkaitan dengan pelestarian alam, yakni Fatwa Nomor 2 Tahun 2010 tentang Daur Ulang Air, Fatwa Nomor 22/2011 tentang Pertambangan Ramah Lingkungan, dan Fatwa Nomor 4/2014 tentang Pelestarian Satwa Langka.
Libatkan Generasi Relijius
MUI juga menerbitkan Fatwa Nomor 47/2014 tentang Pengelolaan Sampah, Fatwa Nomor 1/2015 tentang Pendayagunaan ZISWAF untuk Pembangunan Sarana Air dan Sanitasi Masyarakat, dan Fatwa Nomor 30/2016 tentang Hukum Pembakaran Hutan dan Lahan.
"Dari fatwa itu, kita kemudian membuat pedoman umum. Lalu kita adakan sosialisasi dan pelatihan bagi DAI untuk penerapannya," kata Hayu S Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, perlu menggandeng generasi muda religius lintas agama untuk turut dalam pelestarian lingkungan guna mengurangi dampak perubahan iklim.
"Sebagai negara berkeTuhanan yang Maha Esa, upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim dapat melibatkan unsur masyarakat berbasis keagamaan, yang banyak mengajarkan berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan. Upaya ini terutama dilakukan di antara kaum muda," katanya.
(mdk/rnd)