MUI Ungkap Ada Tokoh Radikal Intoleran di Garut Disegani Teroris
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Jawa Barat, KH Sirodjul Munir mengungkap fakta mengejutkan terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Dia menyebut bahwa seluruh teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di manapun pasti pernah sowan ke tokoh kelompok radikalis intoleran di Garut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Jawa Barat, KH Sirodjul Munir mengungkap fakta mengejutkan terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Dia menyebut bahwa seluruh teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di manapun pasti pernah sowan ke tokoh kelompok radikalis intoleran di Garut.
"Sebetulnya, temuan kami, walau harus dikurasi di lapangan, teroris yang melakukan bom bunuh diri di seluruh Indonesia kalau belum sowan ke tokoh-tokoh Garut yang radikalis intoleran mereka belum bisa melakukan (bom bunuh diri)," kata Munir, Kamis (22/12).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Di mana Terasering Panyaweuyan yang viral karena kekeringan ini berada? Momen wisata bukit Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang alami kering kerontang, dibagikan warganet di media sosial baru-baru ini.
Mereka yang datang ke Garut itu, diungkapkannya berasal dari berbagai kelompok, mulai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan sebagainya. "Kalau mau melakukan bom bunuh diri pasti minta izin ke tokoh di Garut," ungkapnya.
Tokoh-tokoh yang didatangi dan diminta restu itu, disebutnya adalah pelanjut perjuangan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dari kelompok fi sabilillah. Ketika ditanya identitas tokoh tersebut, Sirodjul mengaku belum bisa mengungkapnya.
"Sedang dalam menangani jadi tidak boleh ada inisial. Tapi saya pastikan ada di Garut," sebutnya.
MUI Garut, diakui Munir, setelah mengetahui adanya tokoh-tokoh tersebut melakukan sejumlah upaya penginsyafan. Tidak hanya kepada para tokohnya saja, namun juga pengikut-pengikutnya yang tersebar di 42 kecamatan di Kabupaten Garut.
Dalam dua tahun, setidaknya sudah ada 1.000-an orang yang sudah insyaf. Dari jumlah tersebut, 300 di antaranya ikrar secara terbuka kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bakan dibina perekonomian bekerja sama dengan MUI pusat dan juga kampus UI Depok.
"Sebetulnya sudah lama, terindikasi seluruh kecamatan di Garut terpapar paham radikalis intoleran, jumlahnya belum bisa disebut," ungkapnya.
Mereka yang menganut paham tersebut, menurutnya bisa menjadi calon teroris baru bila dibiarkan. Tidak hanya itu saja, mereka bahkan bisa melakukan kudeta dengan cara-cara radikal.
"Kalau sudah siap arahnya ke sana (menjadi teroris). Kalau dibiarkan mereka akan kudeta, mengubah negara sistem pemerintah, karena tidak mungkin merebut dengan sistem damai, maka dengan radikal angkat senjata, kudeta," tegasnya.
Kondisi itu pun dikuatkan dengan diketahuinya sejumlah gunung di Garut yang menjadi tempat latihan para teroris, baik kelompok JAD dan lainnya.
"Di utara ada, tengah seperti gunung Talaga Bodas ada, di selatan apa lagi. Kebanyakan yang berlatih dari KW9, JAD juga sama berlatih di Garut," pungkasnya.
(mdk/cob)