Mujianto terakhir bertemu anak saat konvoi kemenangan Arema
Jenazah Mujianto ditemukan terikat di tiang saluran air.
Galang Rizky Cahaya (15) terakhir kali bertemu ayahnya, Mujianto atau Komeng (35) saat konvoi kemenangan Arema. Dia tidak menduga kalau pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir, sebelum jasad ayahnya ditemukan terikat di tiang saluran air.
"Terakhir bertemu saat konvoi Arema, saya pakai sepeda sendiri, bapak pakai sepeda sendiri, dalam satu rombongan," kata Galang saat ditemui di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Rabu (10/5).
Galang mengaku jarang bertemu bapaknya, sejak berpisah dari ibunya. Hanya saja saat kangen, biasanya datang menemui di rumah kontrakan yang ditinggalinya bersama ibunya, Siti Fatimah (33).
Saat pertemuan terakhir, Galang mengaku sempat diminta untuk memperhatikan keempat adiknya. Percakapan itu menjadi yang terakhir.
"Kalau ada apa-apa suruh ruwaten awakmu, perhatikan adik-adikmu," katanya.
Galang datang bersama ibunya, ke RSSA untuk menunggu hasil autopsi jenazah ayahnya. Dia terlihat tegar, sambil sesekali terlihat berkomunikasi dengan ibunya.
Awalnya jasad MR X ditemukan dalam kondisi terikat di tiang saluran air. Tubuhnya yang penuh tato berlumuran darah akibat luka di kepala belakang.
Belakangan diketahui korban adalah Mujianto, warga Jalan Bandulan Baru RT 03 RW 05, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang. Korban sehari-hari sebagai sebagai juru parkir dan pengamen.
Sementara Jumadi, kerabat korban mengaku mendapat kabar dari polisi sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah itu diminta untuk datang ke kamar mayat untuk memastikan.
"Saya dari kakinya dan tatonya sudah bisa mengenali kalau dia Mujianto. Saya dulu lama bersama-sama. Selain itu ada sayatan bekas luka di atas pipi, bekas luka saat berkelahi," katanya.