Muncul Klaster Masjid di Karanganyar, 54 Warga Desa Terpapar Covid-19
Kepala Desa Paulan, Joko Margono mengatakan, kasus klaster masjid yang terjadi di desanya berawal dari seorang marbot yang mengeluh sakit.
Kasus persebaran Covid-19 di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mulai merambah lingkungan masjid. Sebanyak 54 warga Desa Paulan, Kecamatan Colomadu dinyatakan terpapar Covid-19.
Kepala Desa Paulan, Joko Margono mengatakan, kasus klaster masjid yang terjadi di desanya berawal dari seorang marbot yang mengeluh sakit. Atas saran bidan desa, ia kemudian memeriksakan diri dan menjalani tes swab PCR. Dari hasil tes, marbot masjid itu dinyatakan positif Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
“Ya memang benar, berita itu memang betul. Untuk Desa Paulan saat ini baru dilanda wabah Covid nggih. Kebanyakan OTG (orang tanpa gejala) mas. Itu klasternya dari, nyuwun ngapunten nggih (minta maaf ya), dari tempat ibadah,” ujar Joko, saat ditemui wartawan, Senin (14/6).
Joko menceritakan, posisi tempat ibadah tersebut memang sangat strategis dan berada di tepi jalan raya. Sehingga setiap hari banyak warga luar kota yang mampir untuk melakukan salat.
“Buat ampiran. Siapapun datang kesitu, dan itu buka terus. Di situ kan ada penjaga tetapnya, marbotnya. Setiap hari menjaga disitu, membersihkan, ngepel dan sebagainya. Akhirnya dari situ, ya ndak tahu lah, marbotnya merasa badannya kurang enak. Dari hasil periksa, ternyata marbot itu dinyatakan positif,” terangnya.
Joko menyampaikan, berdasarkan hasil tes swab 60 orang yang melakukan kontak erat dengan marbot, 54 orang dinyatakan positif Covid-19. Seluruh warga yang dinyatakan positif, lanjut dia, sudah menjalani isolasi mandiri. Ia bersyukur seluruh warga yang menjalani karantina tertib menjaga protokol kesehatan.
“Untuk kebutuhan-kebutuhan segalanya langsung didrop dari pemerintah maupun PPKM tingkat RT maupun RW dan Jogo Tonggo,” katanya.
Guna menghindari penyebaran yang lebih luas, pihaknya membatasi pergerakan dan aktivitas warga dengan cara menutup portal masuk dan menambah penjagaan. Menurutnya, wilayah RW III menjadi yang terbanyak warga terpapar, yakni 51 orang.
“Kami sudah melaksanakan penyemprotan 3 kali. Kemarin BPBD dan Satpol PP Kabupaten Karanganyar juga sudah datang kesini meninjau secara langsung keadaan warga yang isolasi mandiri,” katanya.
Selain kasus klaster masjid, masih ada warga lainnya yang juga terpapar Covid-19 dari penularan lainnya. Menurutnya, ada 40 warga terpapar, sehingga total menjadi 94 orang. Mereka ada yang warga dari perumahan dan melakukan PCR mandiri, serta berdasarkan laporan dari rumah sakit.
Baca juga:
Khofifah Sebut 3 Pasien di Jatim Terpapar Covid-19 Varian India
Pemkot Solo Siapkan Tempat Isolasi Setelah Asrama Haji Donohudan Dipakai Warga Kudus
Tak Ada Pengetatan di DKI, Anies Baswedan Minta Warga Taat Protokol Kesehatan
Daya Tampung RSUD Wongsonegoro Semarang Penuh, Pasien Covid-19 Antre di IGD
Ridwan Kamil Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar: Jangan Sampai Kolaps