Napi teroris rakit & sita bom dari ruang penyidikan saat kuasai rutan
Dankor Brimob Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan ledakan tersebut merupakan upaya pihaknya meledakan tembok untuk merebut kembali bom dari tangan para napiter. Mereka diduga menyimpan bom-bom di dalam ruangan tahanan.
Polri telah menuntas operasi penanggulangan teroris dan pembebasan sandera di Rutan Salemba cabang Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5) pukul 07.15. Kemudian, pukul 07.20, ada enam bunyi ledakan di lokasi.
Wakapolri Komjen Syafruddin menjelaskan bunyi tersebut berasal dari bom rakitan yang diledakan. Dia menyebutkan selama 24 jam terakhir, para napiter berupaya merakit bom.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Bagaimana Brimob dan TNI menghadapi serangan dari KKB di video tersebut? Dalam video tersebut, terlihat beberapa anggota TNI dan Polri sedang menembak ke KKB Papua dengan posisi tiarap.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Apa tugas utama dari Korps Brimob? Sesuai dengan aturan yang berlaku, Korps Brimob tak lain berfungsi untuk menanggulangi ancaman Kamtibmas dengan intensitas tinggi.
-
Kapan kemacetan horor itu terjadi? Kemacetan di Puncak terjadi sejak siang hingga tengah malam, pada Minggu 15 September 2024.
"Ternyata mereka selama 24 jam menyandra mereka juga melakukan perakitan bom dan sebagainya. Itu tadi diledakkan itu peladakkan bom yang sudah berhasil dirakit. Yang pimpin operasi Danko Brimob dibawa kendali juga Kapolda Metro dan lainnya," ujarnya saat konferensi pers di Mako Brimob, Kamis (10/5).
Dankor Brimob Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan ledakan tersebut merupakan upaya pihaknya meledakan tembok untuk merebut kembali bom dari tangan para napiter. Mereka diduga menyimpan bom-bom di dalam ruangan tahanan.
Rudy menjelaskan ketika kericuhan terjadi, para napiter yang menjebol tembok, menuju ruang penyidikan. Di sana beberapa anggota tengah memeriksa tahanan yang baru masuk. Para napiter berupaya merebut barang bukti berupa bom yang disita.
"Saya hanya melakukan penindakan soal ledakan itu breeching meledakan tembok menjatuhkan tembok karena patut diduga yang sudah disampaikan, mereka menyimpan bom-bom, bom-bom didapat dari barang bukti yang kemarin disita itu belum digudangkan oleh penyidik Densus di ruang pemeriksaan itu yang mereka ambil lagi itu yang mereka rebut lagi.
Bom rakitan tersebut diduga digunakan sebagai perlindungan ketika napiter menguasai Rutan. Untuk jumlahnya sendiri, Rudy tak menyebut berapa banyak. Selama peledakan, dia menjamin lokasi sudah steril.
"Itulah yang dibuat bom untuk ranjau nanti di sini. Tadi kita ledakan semua," ucapnya.
(mdk/rhm)