Nasib Erhamsyah, pernah viral bawa anak jalan kaki dari Kalsel & Kaltim kini dibui
"Saya dipesani abah guru di Martapura, jangan perlihatkan kesulitan, jangan meminta-minta di jalan. Alhamdulillah sebaliknya, saya bisa sedakah di masjid, di musala dan langgar sepanjang perjalanan," ujar Erhamsyah.
Kisah Erhamsyah (35), warga Samarinda, Kalimantan Timur ini bikin miris. Media sosial sempat ramai memperbincangkannya karena membawa dua putra kembarnya bersepeda dan berjalan kaki dari Martapura ke Samarinda demi mencari pekerjaan. Namun nasibnya kini berujung penjara.
Siang tadi, Rabu (25/4), merdeka.com sempat menemui Erhamsyah di Polsekta Samarinda Kota, Jalan Bhayangkara. Mengenakan kaos oblong dan celana panjang hitam berbahan kain, Erhamsyah bercerita tentang kisahnya.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Sembilan hari, Erhamsyah berjalan kaki dan membawa sepeda ontel, bersama 2 putra kembarnya, Lembang Putra Pratama dan Irwan Teguh Prayoga. Hujan dan panas mereka lalui bersama. Bahkan tidur di emper jalan terpaksa dilakukan bersama 2 putranya yang masih berusia 6 tahun.
Dia punya alasan, kenapa harus pulang kembali balik ke Samarinda setelah bekerja sebagai buruh pelabuhan. Berbekal Rp 750 ribu dari kerja buruh itu, Erhamsyah membulatkan tekad ke Samarinda mencari pekerjaan, menghidupi kedua putra kembarnya.
Selama mereka di perjalanan, banyak mata yang merekam lewat kamera dan mengunggah di media sosial. Tidak sedikit netizen menaruh iba dan siap menampung Erhamsyah bersama 2 putranya, yang ditinggal ibunya lantaran selingkuh dengan pria lain.
"Saya dari Martapura (di Kalimantan Selatan) ke Samarinda, mau cari kerja. Karena istri saya selingkuh. Makanya saya bawa anak saya," kata Erhamsyah, saat berbincang bersama merdeka.com, Rabu (25/4).
Sebelum beranjak pergi ke Samarinda, dia dipesan guru agamanya di Martapura, agar pantang menyerah dan tidak menampakkan diri sedang mengalami kesulitan ekonomi, maupun masalah keluarga.
"Saya dipesani abah guru di Martapura, jangan perlihatkan kesulitan, jangan meminta-minta di jalan. Alhamdulillah sebaliknya, saya bisa sedakah di masjid, di musala dan langgar sepanjang perjalanan," ujar Erhamsyah.
"Selama di jalan, sempat tidur di penginapan, tidur di emper jalan dengan anak. Cita-cita saya, kelak anak saya jangan hidup susah seperti saya. Cukup bapaknya saja seperti ini," tambahnya.
"Saya bingung. Kok ada di Facebook. Sedangkan saya tidak bisa main Facebook," sebut Erhamsyah.
Begitu tiba di Samarinda, dengan uang sisa yang dia punya, dia memilih indekos di kawasan Selili. Hingga akhirnya secara tak sengaja, dia bertemu dengan kakak perempuannya. "Anak saya lapar, jadi saya belikan sarapan nasi kuning. Ternyata ketemu dengan kakak saya," ungkap Hermansyah, sambil mengusap air matanya.
"Saya dibilang memalukan keluarga, karena foto saya ada di Facebook. Sedangkan saya tidak bisa main Facebook. Padahal sejak kecil saya hidup mandiri, tidak minta uang keluarga. Saya terpojok, saya pukul kakak saya itu," terang Erhamsyah.
Pukulan Hermansyah, akhirnya membawa dia ke penjara, setelah kakaknya melapor ke polisi telah dianiaya. Polisi pun menjemputnya, Selasa (24/4) malam kemarin, sekitar pukul 20.00 Wita. "Saya akan tetap bekerja nanti, setelah nanti habis jalani masa tahanan," katanya
"Saya masih mencintai istri saya. Tapi saya tidak akan mengungkap aibnya, saya sudah janji. Kalau nanti damai dengan kakak saya, saya mau besarkan anak saya. Saya berkeinginan anak saya jadi tentara dan polisi," jelasnya, kembali berurai air mata.
Meski demikian, Hermansyah bisa sedikit tenang. Kedua putra kembarnya, kini dalam penanganan yayasan pemerhati anak.
"Saya bersyukur Alhamdulillah. Mudah-mudahan saya bisa terus membesarkan. Cukuplah saya seperti ini, dan mudah-mudahan anak saya jadi anak yang soleh dan pintar," tutup Erhamsyah.
Baca juga:
Remaja Kalbar terpaksa menggelandang di Jakarta mencari sang ibu
1.200 Ruang kelas di Bekasi belum dilengkapi meubeler
Perjuangan siswa SD di Pesisir Selatan seberangi sungai demi sekolah
Kakek renta di Tambora, ditelantarkan anak hingga tidur di atas selokan
Cerita miris Adi, pemuda Purwakarta putus sekolah karena lebih pilih main di warnet
Tragis, ilmuwan terkenal Lebanon ini jadi gelandangan di masa tua
Diduga stres gagal nikah, pemuda ini dua kali potong kemaluan