Nasib Juragan Garam di Denpasar Tergerus Corona
Imbas wabah virus corona atau Covid-19 berdampak kepada penurunan produksi garam tradisional di wilayah Denpasar, Bali. Komaruddin (47), juragan garam tradisional menerangkan, akibat corona penjualan garam halusnya turun sekitar 70 persen.
Imbas wabah virus corona atau Covid-19 berdampak kepada penurunan produksi garam tradisional di wilayah Denpasar, Bali. Komaruddin (47), juragan garam tradisional menerangkan, akibat corona penjualan garam halusnya turun sekitar 70 persen.
"Turunya drastis, iya saat ini masih tetap bertahan," ujarnya, saat ditemui di rumah produksinya, Jalan By Pass Ngurah Rai, Gang Ulam Segara, Suwung, Denpasar Selatan, Jumat (17/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Ia menyampaikan, penurunan penjualan garam sudah terjadi sekira satu bulan lalu. Biasanya, ia menjual satu kuintal garam dengan harga Rp200 ribu. Kini harganya anjlok menjadi Rp120 ribu.
Dalam hari normal, dia bisa menjual 8 hingga 9 karung. Namun kini pemesanan hanya mencapai 5 karung. Komaruddin memesan garam dari Madura, Jawa Timur. Komaruddin masih harus mengolah garam tersebut menjadi halus sebelum dijual kembali.
"Kalau pemesanan garam (kasarnya) dari Madura. Dulu waktu normal satu ton saya pesan. Sekarang tidak mesti, kadang-kadang 5 karung ngirim kita ke (warung) desa-desa, satu kali seminggu," imbuhnya.
Usai garam dimasak, pria asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini juga mengirim kepada para pelanggan. "Pelanggan yang biasa cari 5 karung sekarang hanya 3 karung, yang biasa cari 10 sekarang cari 5 karung," ujarnya.
Faktor lain yang memukul usaha Komaruddin adalah pembatasan waktu jualan di pasar semenjak adanya wabah corona. "Karena orang waktu penjualan itu kan terbatas tidak bebas kayak dulu. Iya, kita harapkan tetap kembali seperti yang semula seperti dulu bisa lancar," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Nengah Surna (45), yang juga memproduksi garam tradisional. Ia mengaku, semenjak ada wabah corona penurunan penjualan garam halusnya turun hingga 50 persen.
"Kalau sekarang pengasilan perhari itu Rp200 ribu tapi masih kotor. Kalau dulu waktu normal itu perhari Rp300 ribu (bersih). Iya sekarang sepi dan berkurang," ujar pria asal Kabupaten Karangasem itu.
Menurut Surna, penjualan garam halusnya saat waktu normal bisa terjual 300 kilogram. Ia menjajakan garam halusnya di kawasan daerah Gianyar dan Denpasar. Namun untuk saat ini penjualan garamnya tidak mesti. "Penjualan berkurang, kalau sekarang tidak mesti jalani saja," ujarnya.
Surna memilih mendapat untung tipis ketimbang pelanggan lari ke pedagang lain. "Tergantung pasaran orang lain. Kalau dulu satu kilo bisa Rp8 ribu atau Rp7 ribu, sekarang sampai Rp6 ribu dan Rp5 ribu. Iya dikasih biar tidak hilang langganan saja. Tipislah (untungnya). Cuman rasa capeknya tidak terbayang, istilahnya ongkos kerjanya tidak ada cuma makan saja, kalah di dapur," ungkapnya.
Baca juga:
Pemerintah Harap RUU Cipta Kerja Mampu Pulihkan Kondisi Akibat Covid-19
Penyaluran Bantuan 38 Ribu Warga Terdampak Corona di Palembang Dikawal TNI-Polri
Memilih Tidak Pulang Rumah demi Keluarga Tercinta
Jadi Rujukan Penanganan Pasien Corona, RSUD Karanganyar Dapat Bantuan APD dari Polisi
Kisah Bapak 7 Anak Keliling Jual HP Rusak Rp10 Ribu Buat Beli Beras Saat Corona
Cara Unik Para Seleb Saat Bosan #DiRumahAja, Ada yang Nongkrong di Atap Rumah