Neni Anggraeni hijaber cantik teknisi pesawat asal Karawang
Jalannya untuk menjadi teknisi pesawat tidak mudah.
Muda, cantik dan cerdas, mungkin ini yang bisa menggambarkan sosok Neni Anggraeni. Di usianya yang terbilang masih muda dirinya mampu menjadi salah satu teknisi pesawat terbang wanita di Batam Aero Teknik.
Dara kelahiran 20 Agustus 1993 ini mengaku sudah lama mencintai dunia teknik, hingga dirinya memilih untuk mengambil profesi tersebut. Dari kartu identitas, Ia merupakan teknisi untuk maskapai Lion Group.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Siapa pemilik Lion Air Group yang juga merupakan orang terkaya di Cirebon? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group. Namun siapa sangka, miliader ini ternyata salah satu orang terkaya di di Cirebon, Jawa Barat.
-
Apa saja jenis kursi terbaik di pesawat Lion Air? Menurut testimoni sebagian besar penumpang, kursi terbaik untuk armada 737 milik Lion Air adalah nomor 17 dan 20. Kursi terbaik untuk armada Airbus 330 adalah yang terdekat dengan pintu keluar.
Menurutnya, menjadi teknisi pesawat merupakan kebanggaan tersendiri untuknya. Memang, pekerjaan yang dipilihnya merupakan profesi yang tidak umum untuk dilakukan seorang wanita yang memiliki paras sepertinya.
"Karena saya suka teknik. Saya sekolah penerbangan. Ada kebanggaan tersendiri buat saya bisa menjadi seorang teknisi pesawat yang enggak semua orang bisa," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (5/4).
Neni Anggraeni ©2016 instagram.com
Jalannya untuk menjadi teknisi pesawat tidak mudah, wanita asal Karawang ini harus menempuh pendidikan jurusan rangka pesawat di Universitas Nurtanio Bandung. Usai menyelesaikan kuliahnya, Ia langsung mendapatkan gelar AMD sekaligus basic license A1 dan A4 yang menjadi syarat minimal seorang teknisi.
Neni Anggraeni ©2016 instagram.com
Dalam dunia penerbangan, A1 merupakan general license untuk airframe airplane (Fixed Wing). Sementara A4 ialah general license untuk turbine engine.
"Setelah lulus saya langsung melamar kerja ke Batam Aero Teknik dan Alhamdulillah langsung diterima dan mulai bekerja pada 1 April 2014 hingga sekarang," terangnya.
Di tempat kerjanya, puluhan pesawat mulai dari jenis Boeing, Airbus hingga ATR berjajar untuk mendapatkan perawatan dan perbaikan rutin. "Satu per satu pesawat sudah di handle dari masing-masing grup (maskapai)," jelasnya.
Neni Anggraeni ©2016 instagram.com
Wanita yang akrab disapa Anggra ini juga berharap ke depan banyak wanita yang bisa bekerja seperti dirinya. Keberhasilannya saat ini tak lepas dari dorongan dari orang terdekat, khususnya kedua orangtua Anggra.
"Mereka (orangtua) selalu men-support apapun yang saya mau. Ini murni keinginan saya di dunia penerbangan. Saya berharap di tempat saya lahir, Karawang banyak yang mengikuti jejak saya. Karena, yang saya tahu di Karawang masih sangat sedikit yang kerja di dunia penerbangan," pungkasnya.
(mdk/hrs)