Tak Banyak yang Tahu, Pria Tajir Berharta Rp26 Triliun Ternyata Crazy Rich Cirebon
Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Tak Banyak yang Tahu, Pria Tajir Berharta Rp26 Triliun Ternyata Crazy Rich Cirebon
Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
Namun siapa sangka, miliader ini ternyata salah satu orang terkaya di di Cirebon, Jawa Barat. Melansir dari laman Forbes.com, Bos Lion Air Group ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Nilai kekayaan ini setara Rp26,03 triliun dengan asumsi kurs Rp15.313 per dolas AS. "Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak," tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8).
-
Siapa Crazy Rich asal Medan? Sosok Crazy Rich asal Medan itu bernama Sukanto Tanoto.
-
Siapa yang disebut sebagai 'crazy rich' dari Banyuwangi? Siapa sebenarnya Dio Arli yang disebut sebagai salah satu 'crazy rich' dari Banyuwangi?
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa Crazy Rich Tulungagung yang sukses berbisnis rokok? Salah seorang crazy rich kelahiran Tulungagung ini punya kisah hidup yang inspiratif. Kesuksesannya menjadi pebisnis rokok tidak datang tiba-tiba. Ia pernah menjadi pembantu saat usianya masih belia.
Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000.
Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Ini dilihat berdasarkan jumlah penumpang yang diterbangkan dan ukuran armada. Hal ini tak lepas dari kepiawaian bisnis Rusdi Kirana untuk membidik segmen pesawat dengan biaya murah.
"Kami memiliki 250 juta penduduk, 17.000 pulau, dengan 5.000 mil dalam garis lurus dari timur ke barat, tetapi kursi yang tersedia per kilometer lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya di kawasan ini. Kami masih memiliki ruang besar untuk berkembang," ucap Rusdi dalam wawancara mendalam yang langka.
Pada tahun 2013, Rusdi Kirana melakukan pesanan senilai USD24 miliar untuk 234 pesawat dari Airbus.
Ini menjadi pesanan tunggal terbesar yang pernah ada.
Beberapa bulan yang lalu dia juga melakukan kesepakatan yang relatif kecil USD1 miliar dengan ATR Italia untuk 40 turboprop.
"Jadi dalam empat tahun terakhir Rusdi telah berkomitmen untuk menghabiskan USD46 miliar untuk mengembangkan Lion, yang akan mendorongnya menjadi kekuatan utama dalam industri penerbangan global,"
ungkap Forbes.
Pada tahun yang sama, Rusdi Kirana meluncurkan maskapai Batik Ari untuk rute yang lebih panjang dan layanan internasional.
Saat itu Batik Air melayani 11 rute. Sebagian besar ke tempat-tempat di Indonesia bagian timur, seperti Timika, Jayapura, Kupang, Makassar, dan Balikpapan.
Batik, dengan makanan dalam penerbangan dan kursi yang lebih besar, menargetkan penumpang kelas menengah. Strategi ini pun menjadi tantangan langsung bagi maskapai nasional Garuda Indonesia, yang memiliki 27 juta penumpang.
Batik, dengan makanan dalam penerbangan dan kursi yang lebih besar, menargetkan penumpang kelas menengah.
Strategi ini pun menjadi tantangan langsung bagi maskapai nasional Garuda Indonesia, yang memiliki 27 juta penumpang.
Berkat tangan dingin Rusdi Kirana berhasil menjadikan Lion Air Group sebagai maskapai berbiaya rendah tersukses di Indonesia.
Untuk segmen regional, Lion Air Group juga memiliki Wings Air yang juga memiliki jumlah penumpang tidak sedikit.