Novita Hardini: Perjuangan di Senayan Adalah Transformasi Besar dalam Hidup Saya
Novita mengakui bahwa perjalanan menuju kursi parlemen bukanlah hal yang mudah, melainkan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi dengan penuh tekad.
Novita Hardini, Anggota DPR RI periode 2024-2029 mengungkapkan perasaan campur aduk yang ia rasakan menjelang dilantiknya sebagai wakil rakyat. Novita, seorang politisi perempuan muda, berbicara dengan penuh ketulusan tentang perjalanan hidupnya yang kini memasuki fase baru sebagai seorang legislator, di tengah peran-peran lainnya sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat.
"Saya sebagai perempuan tentunya punya banyak sekali perasaan yang campur aduk menuju hari ini, 1 Oktober. Ada banyak peran yang harus saya jalankan—sebagai istri, sebagai anak, sebagai ibu tidak hanya untuk anak-anak saya, tetapi juga sebagai 'ibu' bagi masyarakat. Kemudian, saya harus membagi lagi fungsi saya untuk berjuang di Senayan sebagai wakil rakyat. Ini adalah sebuah transformasi besar bagi hidup saya," ungkapnya, Selasa, (1/10).
- Novita Hardini Harap Prabowo Bawa Perekonomian Indonesia Tumbuh dan Berkeadilan
- Hari Parlemen Indonesia, Novita Hardini Soroti Peran Ekonomi Perempuan dalam Legislatif
- Novita Hardini Sampaikan Belasungkawa Atas Wafatnya Romo Benny
- Transformasi Novi Listiana, Dulu Penyanyi Dangdut Dibayar Rp 200 Ribu Kini Petani Sukses, Berhasil Lunasi Utang Keluarga Ratusan Juta
Novita mengakui bahwa perjalanan menuju kursi parlemen bukanlah hal yang mudah, melainkan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi dengan penuh tekad. Ia mengungkapkan bahwa perjuangan ini menimbulkan perasaan takut dan gelisah, mengingat besarnya tanggung jawab yang akan diembannya. Namun, semangat para pendiri bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta menjadi inspirasi dan penguat langkahnya.
"Kalau ditanya tentang perasaan, ada ketakutan, ada kegelisahan, karena ini perjuangan yang tidak mudah, perjuangan yang sangat besar. Namun, ketika saya mengingat kata-kata Bung Karno, Bung Hatta, dan para pendahulu kita, 'Ketika kita ingin berjuang, maka kita harus siap menderita.' Ketika kita dipilih oleh masyarakat, ingat ya, kata kuncinya, diminta masyarakat sebagai pemimpin, maka ini adalah jalan penderitaan," ujarnya.
Novita juga menambahkan bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah komitmen besar, di mana perasaan tidak nyaman harus dihadapi sebagai bagian dari perjuangan. Baginya, pemimpin bukanlah mereka yang hanya menikmati kenyamanan, tetapi mereka yang siap berkorban demi kepentingan rakyat.
"Apapun perasaannya, apakah kita merasa tidak nyaman, yah, ini saya jalani karena saya tahu perjuangan itu memang tidak mudah," tegas Novita.
Dengan latar belakangnya yang kuat dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, Novita optimis bahwa ia akan mampu menghadapi tantangan besar dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.