NU sebut kisruh impor beras akibat data Kemendag, Kementan dan Bulog tak sama
NU sebut kisruh impor beras akibat data Kemendag, Kementan dan Bulog tak sama. Kondisi seperti saat ini, kata Umar Syah, tidak akan terjadi jika Kementerian Perdagangan mendengarkan masukan dari Bulog dan Kementerian Pertanian sebelum mendatangkan beras impor.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Bidang Ekonomi KH Umar Syah turut mengomentari kisruh impor beras antara Bulog dan kementerian Perdagangan. Ia menilai ada dua hal yang melatarbelakangi konflik tersebut yakni masalah koordinasi dan sumber data yang digunakan.
"(Konflik) Ini mengemuka lantaran, pertama koordinasi dua kementerian dan Bulog yang belum optimal. Kemudian yang kedua adalah penggunaan sumber data yang belum ada keseragaman," ujar Umarsyah.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Dimana Bripda Perbal bertugas? Kisah anak dalam Jambi yang ketiga diceritakan oleh Bripda Jeni. Sosoknya kerap membantu mendistribusikan bantuan logistik dan obat-obatan kepada masyarakat pedalaman Jambi.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
Kondisi seperti saat ini, kata Umar Syah, tidak akan terjadi jika Kementerian Perdagangan mendengarkan masukan dari Bulog dan Kementerian Pertanian sebelum mendatangkan beras impor.
"Yang terpenting adalah menurunkan ego sektoral, terutama Kementerian Perdagangan yang kerap merasa menjadi leader untuk masalah impor-ekspor dan mengabaikan kementerian teknis yang membidangi masalah itu," kata Umarsyah.
Dalam pandangannya, selama ini Kementerian Pertanian menunjukkan kinerja yang baik, misalnya Operasi Khusus padi, jagung dan kedele (Pajale), yang meningkatkan produktivitas dalam negeri. Karena besarnya partisipasi para petani terutama dengan adanya insentif dari Kementerian Pertanian.
Terbukti dalam menghadapi lebaran lalu baik Idul Fitri dan Idul Adha, ketersediaan beras terjamin sehingga tidak ada gejolak harga di pasar.
"Indikasinya pertama harganya stabil, kedua ketersediaan barang di pasar induk dan tradisional, dan dalam lebaran kemarin aman. Buktinya tidak ada gejolak. Kalau memang tidak mencukupi stok beras akan ada gejolak. Nah keberhasilan seperti opsus ini yang tidak mau dilihat dan didengar oleh Kementerian Perdagangan," kata Umar Syah.
Selain itu, masalah data perlu disamakan antara kementerian dan lembaga yang membidangi satu persoalan. Ia menambahkan, data yang digunakan kedua kementerian dan lembaga semestinya yang berasal dari lembaga yang sudah qualified dan kredibel. "Misalnya menggunakan data BPS," katanya.
KH Umar Syah mengakui bahwa harga beras impor bisa lebih murah dari pada beras lokal, karena biaya produksi beras lokal yang masih tinggi. Akan tetapi mendatangkan beras impor dapat membahayakan harga jual lokal beras petani lokal.
Besarnya biaya produksi beras lokal dipicu tidak efisiennya metode tanam dari petani beras lokal dibanding petani luar, terutama pada aspek penggunaan teknologi dalam sistem pertanian.
Akan tetapi mendatangkan beras impor berlebihan dianggapnya dapat membahayakan nasib para petani dalam negeri. Sebab hidup para petani bergantung pada penjualan panen yang terancam kalah saing dengan beras impor yang lebih murah.
"Ini masalah keberpihakan. Pemerintah seharusnya lebih berpihak kepada para petani. Nah, kalau beras impor didatangkan berlebihan maka mengancam beras lokal. Lalu saya tanya, Kemendag ini bekerja untuk siapa?" kata Umarsya.
Baca juga:
Pejabat-pejabat yang pernah 'dikepret' Rizal Ramli
DPR bakal panggil Dirut Bulog dan Kemendag terkait impor beras
Cerita Budi Waseso sering 'semprot' para pejabat
Rizal Ramli: Kalau Budi Waseso ngomong matamu, itu sudah gedeg banget
Rizal Ramli: Menteri tunduk pada partai, impor Indonesia dikuasai kartel