Ombak Tinggi, Nelayan Semarang Tak Bisa Melaut & Terpaksa Utang Demi Kebutuhan
Sejumlah nelayan di perairan Laut Jawa menghentikan aktivitas melautnya akibat ombak tinggi dampak dari cuaca ekstrem.
Sejumlah nelayan di perairan Laut Jawa menghentikan aktivitas melautnya akibat ombak tinggi dampak dari cuaca ekstrem. Bahkan, para nelayan berutang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan memperbaiki kapalnya.
Seorang nelayan Tambaklorok, Semarang, Sugiarto mengaku ombak tinggi sudah terjadi dalam beberapa hari ini terakhir. Hal ini membuatnya tidak bisa melaut untuk menjala ikan di laut lepas. Dia terpaksa mencari pinjaman uang dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Di mana lokasi Curug Ngelay berada? Berlokasi di Desa Bagawat, Kecamatan Selajambe, curug ini menawarkan lanskap limpahan air dari tebing batu yang tinggi.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Dimana lokasi Curug Cierang? Air terjun yang memiliki nama Cierang ini terletak di Dusun Cierang, Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok. Dari pusat alun-alun kecamatan hanya berjarak sekitar 6 kilometer, melalui akses yang mudah dilalui. Karena belum terjamah pengunjung, keasrian lokasi masih terjaga.
-
Apa dampak cuaca ekstrem yang dialami warga di Desa Watuagung, Kabupaten Semarang? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun kerugiannya diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
"Tidak bisa melaut tidak ada penghasilan ya terpaksa ngutang uang untuk memenuhi kebutuhan saban hari," kata Sugiarto saat ditemui dilokasi, Rabu (2/1).
Sugiarto menyebut, tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi sejak akhir Desember 2018 hingga hari ini. Sebab hempasan angin cukup kencang membuat susah mengendalikan perahu menuju Laut Jawa mulai siang sampai sore hari.
"Kalaupun dipaksakan tidak ada hasilnya karena ombaknya besar," jelasnya.
Maka dari itu, dia memilih memperbaiki jaring ikannya. Ada pula rekannya yang terlihat menambal kapal yang bocor. Tak sedikit juga yang hanya sebatas mengecat dan memperbaiki mesin kapalnya sembari menunggu cuaca membaik.
"Selama tidak melaut, cuma bisa memperbaiki jaring dan mengecat perahu. Rugi besar, biasanya kalau melaut bisa dapat Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta. Kini banyak menganggur. Penghasilannya pun turun drastis hingga 50 persen," jelasnya.
Analis Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Shafira Tsanyfadhila mengatakan cuaca perairan Laut Jawa dan Kalimantan bagian selatan pada 3 Januari besok, terpantau mulai mereda dengan ketinggian ombak Laut Jawa 1,25-2,5 meter.
"Untuk kecepatan anginnya sekitar 4,0 sampai 20 knot. Rata-rata berawan dan ada yang mengalami hujan ringan," kata Syafira Tsanyfadhila.
Baca juga:
Siasat Nelayan Saat Tak Bisa Melaut Karena Gelombang Tinggi Tapi Dapur Harus Ngebul
Cuaca Buruk, Nelayan Muara Angke Libur Melaut
Kenang Musibah Tsunami, Nelayan di Aceh Dilarang Melaut Tanggal 26 Desember
Nelayan dan Petani Bakal Jadi Fokus dalam Pelayanan Kesehatan
Tangkap Ikan Pakai Pukat Gerandong, 3 Kapal Nelayan Diamankan Polres Batubara