Orangtua bayi yang tewas kepanasan di inkubator akan tuntut RS
"Kakak saya mau menuntut RSIB Bunda agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini," kata Aswar.
Muhammad Fadli (31), orangtua bayi Fadhlan Khairy Al-Faiq (5) yang kulitnya melepuh kepanasan di inkubator hingga meninggal, akan menggugat RSIB Bunda. Dia menilai rumah sakit teledor dan tidak profesional karena tidak mengetahui kondisi kulit anaknya melepuh.
"Kakak saya mau menuntut RSIB Bunda agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini. Biar Pak Fadli saja yang merasakan. Ini juga jadi pelajaran bagi rumah sakit agar tidak lalai, apalagi ini kan bayi," kata Aswar Tinaudin, paman si bayi yang juga adik kandung Muhammad Fadli, kepada merdeka.com, Rabu (29/10).
Terlebih, dia melanjutkan, RSIB Bunda tidak memberi tahu tentang kondisi bayi kepada orang tuanya. Mereka meminta orang tuanya merujuk anak ke rumah sakit lain, RSIB Cathernia Booth tanpa menjelaskan kondisi fisik si bayi. "Ini kan seperti mau lepas tangan. Keluarga jadi curiga gangguan pernapasan bayi karena luka kulit melepuh itu," ujarnya.
Sebelumnya, bayi kembar bernama Fadhlan Khairy Al Faiq dan Fayyadh Zafram Al Faiq lahir pada Selasa pagi, 21 Oktober. Anak kembar pasangan Muhammad Fadli (31) dan Rafikah (28), Warga Jalan Parinring Dalam I Nomor 4, Perumnas Antang, Manggala, Makassar, itu terlahir prematur hingga membutuhkan inkubator.
Setelah dua hari dua malam dirawat di inkubator, kondisi Fadhlan Khairy justru kian memburuk. Badanya menguning dan kadang membiru. Napasnya juga bermasalah hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit lebih besar, yakni Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIB) Cathernia Booth di Jalan Arif Rate, Makassar.
"Di sana (Cathernia Booth), dokternya profesional. Sebelum dirawat bayi diperiksa lebih dulu. Baru kemudian ketahuan, setelah baju bayi dibuka ternyata punggungnya melepuh. Keluarga kecewa, kenapa kondisi ini tidak diketahui perawat dan dokter rumah sakit sebelumnya (RSIB Bunda)," kata Aswar.
Mengetahui kondisi seperti itu, Muhammad Fadli, ayah bayi marah. Dia menuding RSIB Bunda tidak profesional. "Jadi dipastikan memang melepuhnya (kulit bayi) itu waktu di RSIB Bunda, bukan di Cathernia Booth," ujarnya.
"Masak perawat tidak tahu kondisi bayi seperti itu. Keluarga kecewa, bayi dibiarkan tanpa pengawasan. Seharusnya kan dua jam sekali dipantau, dibalik ke kanan, ke kiri. Karena inkubatornya ini kan manual, tidak otomatis, jadi kalau kepanasan tidak ada yang tahu. Kalau otomatis, waktu inkubator panas kan mati sendiri. Ini sudah manual, perawatnya teledor lagi," ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak RSIB Bunda. Nomor telepon kantor yang dihubungi merdeka.com belum diangkat.