Pabrik speedboat di Semarang ingin kalahkan kapal buatan AS
Pembuat kapal, Bagus mengkritik TNI AL yang kerap menggunakan buatan AS daripada buatan dalam negeri.
Industri perkapalan di Kota Semarang Jawa Tengah mulai menggeliat. Sedikitnya, ada enam pabrik kapal milik swasta yang bercokol di situ.
Menariknya lagi, para pembuat kapal di Kota Atlas lebih spesifik dalam memproduksi kapal. Mereka tak asal membuat kapal besar. Tapi kapal bikinan mereka dalam bentuk kapal cepat alias speedboat. Pengusaha kapal lokal, bahkan sesumbar bisa mengalahkan dominasi asing bila ditopang sumber daya manusia yang kuat.
Adalah Bagus Rahargya, seorang pengusaha muda berusia 26 tahun memunculkan optimisme tersebut. Pria yang kini dipercaya meneruskan bisnis galangan kapal milik ayahnya tersebut yakin speedboat buatan anak negeri bisa bersaing dengan kapal impor.
"Kami hanya butuh penguatan merek dagang saja. Untuk kualitas produk dan lain-lain kami yakin bisa bersaing dengan kapal asing," ungkap Bagus kepada merdeka.com, di rumahnya Kecamatan Mijen, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (15/11).
Bagus berharap, pemerintah era Jokowi-JK bisa berbuat banyak guna memperkuat brand produk kapal buatan dalam negeri. Dia merasa miris dengan jumlah kapal impor yang dipakai TNI AL mengarungi lautan. "Kenapa TNI AL sejak dulu malah menggunakan kapal buatan Amerika, padahal kami di sini bisa memproduksi barang dengan kualitas sama. Bahkan bisa lebih bagus," terang Bagus.
Dengan komposisi tenaga ahli yang mumpuni, kata Bagus, seharusnya pemerintah bisa memberikan dana subsidi bagi para pemilik pabrik kapal lokal. Hal ini, tentunya demi menopang industri galangan kapal nasional. "Karena kami prihatin dengan dominasi kapal-kapal asing yang ada saat ini. Kalau mau memperkuat industri kemaritiman, ya tenaga ahlinya harus ditambah lagi," tegas pria lulusan Fakultas Teknik Jurusan Perkapalan Universitas Diponegoro tersebut.
Sejak tiga tahun terakhir, pihaknya telah membangun pabrik kapal boat untuk menyuplai kebutuhan kapal dari swasta maupun pemerintah daerah. Pabrik boat yang terletak di belakang rumahnya itu mampu memproduksi kapal seharga Rp 38,5 juta-Rp 82 juta. "Kami pakai mesin pendorong berkecepatan 40 PK. Sekali produksi, kami menghabiskan biaya sekitar Rp 20 juta," ujar Bagus.
Untuk membuktikan kualitas speedboat-nya, dia bahkan berencana memproduksi perdana sebuah prototipe pilot boat yang biasa dipakai untuk penjemputan nakhoda kapal di tengah laut.