Pakar Internasional Berbagi Ilmu Pendidikan untuk Kepala Sekolah se Banyuwangi
Pakar pendidikan internasional yang telah berkeliling di 12 negara, Sayed Hyder, berkunjung ke Banyuwangi.
Pakar pendidikan internasional yang telah berkeliling di 12 negara, Sayed Hyder, berkunjung ke Banyuwangi. Pria kelahiran India itu, berbagi tentang "sekolah inspirasi" kepada para kepala sekolah SD dan SMP se-Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Sabtu (6/7).
Dikatakan Hyder, perkembangan revolusi industri 4.0 yang sarat dengan komputerisasi dewasa ini berimplikasi terhadap dunia pendidikan. Jika tak ikut berbenah, maka outoput yang dihasilkan lembaga pendidikan tidak akan bisa beradaptasi terhadap dunia industri yang sedang berkembang.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Saat ini, sudah ada 100 ribu pekerjaan yang telah tergantikan dengan komputer. Jika dunia pendidikan tidak beradaptasi, maka outputnya akan sulit terserap dalam dunia industri," ungkap Heydar.
Hyder memaparkan, dunia pendidikan terbelah dalam dua madzhab. Ada yang menekankan pada pengelolaan informasi dan ada yang mengutamakan pada bakat minat (effort) para peserta didik.
"Yang menekankan informasi, akan dilibas oleh sistem kerja yang terkomputerisasi. Sedangkan yang kedua akan sulit tergantikan oleh komputer canggih apapun," jelas Hyder.
Untuk itu, imbuh Hyder, pendidikan jangan hanya menekankan pada hafalan-hafalan. Namun, harus bisa memindai bakat dan minat peserta didik.
"Dengan pola pendidikan kedua ini, akan melahirkan adalah kemampuan kreasi, cinta kasih, dan intuisi. Tiga hal ini, sampai sekarang, tidak bisa tergantikan oleh komputer," papar pakar yang lama di Malaysia tersebut.
Hyder juga memaparkan kajian neouroplasticity untuk meningkatkan effort para peserta didik. Dalam kajian tersebut, setiap manusia memiliki potensi kecerdasan yang setara. Tinggal mengoptimalkan neuron (saraf) yang ada pada setiap otak manusia. Yang mana setiap manusia dianugerahi neuron sejumlah 80 - 100 milyar.
"Untuk bisa mengoptimalkan neuron tersebut, harus sering dilatih. Latihannya dengan memperbanyak belajar langsung pada sumber-sumber primer," saran Hyder.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang membuka acara, mengharapkan pendidikan yang bisa beradaptasi terhadap revolusi industri 4.0. "Kemajuan industri saat ini, harus direspon oleh dunia pendidikan. Jika tak disiapkan maka akan ketinggalan," tegas Anas.
Anas juga mengharapkan para kepala sekolah yang hadir untuk bisa menerapkan apa yang didapat dari sharing seasion dengan Sayed Hyder.
"Semoga apa yang didapat hari ini, bisa diterapkan di instansi pendidikan masing-masing," harapnya.
(mdk/hrs)