Paksakan Ahwa, panitia Muktamar NU Jombang disebut tak profesional
"Panitia muktamar tidak profesional, dan lebih berpihak pada salah satu calon rais aam," ujar Gus Solah.
Ketua Tim Sukses KH Sholahuddin Wahid, Andi Jamaroh Ulum menyebut Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur tidak digarap secara profesional. Amburadulnya sistem registrasi dan diskriminasi pendaftaran peserta, ditengarai karena panitia memaksakan sistem Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) dalam pemilihan rais aam.
"Panitia muktamar tidak profesional, dan lebih berpihak pada salah satu calon rais aam. Panitia juga telah mendiskriminasi calon peserta muktamar yang menolak Ahwa," tegas Andi saat mendampingi KH Sholahuddin Wahid dalam gelar persnya, Minggu (2/8).
Mantan Ketua PBNU di era KH Hasyim Muzadi ini menyebut, ketidak profesionalan panitia dan adanya indikasi intervensi partai politik di muktamar kali ini, dengan adanya peninjau yang masuk ke arena muktamar.
"Saya juga mendengar ada peninjau, yang diusulkan partai untuk masuk ke area muktamar. Dan jumlahnya banyak, tidak 10, tapi ratusan. Ini ditengarai ada intervensi Parpol di muktamar ini," tegas Andi.
Sementara Gus Sholah, sapaan KH Sholahuddin Wahid meminta panitia muktamar bisa profesional dan tidak melakukan kecurangan, sehingga muktamar bisa berjalan sukses, tanpa menciderai umat.
"Diskriminasi dan kecurangan itu bukan sikap yang ahlakuk karimah. Saya dengar, proses pendaftaran peserta ricuh karena Malik (Khatib Aam PBNU, Malik Mardani) ingin menertibkan panitia pendaftaran yang mendiskreditkan peserta," papar Gus Sholah.
Kembali adik kandung almarhum Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini menceritakan, panitia muktamar mencoba menertibkan peserta yang menolak sistem Ahwa. Sehingga terkesan adanya diskriminasi terhadap calon peserta muktamar.
"Kemudian ada isu Malik diculik oleh Yahya Staquf. Ini bukan penculikan, tapi diajak keluar oleh Yahya. Sudah diatasi, tapi tidak boleh terulang lagi diskriminasi peserta. Jangan ada lagi pemaksaan peserta, berikan id card tanpa syarat," ucapnya.
Karena itu, Gus Sholah meminta panitia bisa menyelesaikan proses registrasi agar muktamar tidak tertunda. "Mari kita saling menjaga agar muktamar sukses. Kita baca tatib (tata tertib)-nya dulu, jangan bicara Ahwa sebelum ada tatib-nya. Itu kan tidak ahlakul karimah," tutupnya.