Pameran Barang Antik Banyuwangi, Membawa Kembali Ingat Rumah Nenek
Barang-barang antik di pameran juga bisa dijual dan dilelang. Agus mengatakan ternyata antusias masyarakat pada pameran ini cukup tinggi. Pengunjung cukup ramai terutama pada akhir pekan.
Menggeliatkan ekonomi lokal, Kecamatan Kota Banyuwangi menggelar pameran barang antik. Beragam barang kuno dipamerkan di halaman kantor kecamatan yang membawa pengunjung seolah kembali ke masa lalu.
Pameran bertajuk Blambangan Antik itu digelar mulai 7 hingga 16 Agustus. Terdapat berbagai barang-barang kuno seperti gelas, piring, lemari, meja, alat komunikasi, yang usianya sudah ratusan tahun, mengingatkan kita saat berkunjung ke rumah nenek.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Banyak juga barang-barang masa kolonial Belanda dan Jepang. Seperti lemari pendingin (kulkas) zaman kolonial Belanda sekitar 1900-an, yang masih terbuat dari kayu. Kulkas ini berupa kotak kayu yang dilengkapi dengan compressor dan bisa menyimpan makanan.
Pameran Barang Antik Banyuwangi ©2020 Merdeka.com
Ada juga proyektor film Sekonic 80J Auto. Terdapat juga uang koin kuno zaman kerajaan. Ada koin kuno Sutan Muhammad Bahduddin, Palembang, Sumatera Selatan, tahun 1193 H atau 1776-1803 M. Ada juga komik berbahasa mandarin yang telah berusia tua, dan barang-barang antik lainnya.
Ada juga barang-barang kuno khas Banyuwangi. Mulai rumah asli Banyuwangi, lemari, kursi hingga barang kecil seperti gelas dan manik-manik.
Agus Karim, Ketua Panitia Blambangan Antik, mengatakan pameran ini digelar untuk mengobati kerinduan para pecinta barang antik. "Kami memperkenalkan budaya kita zaman dahulu. Berbagai peralatan dapur kami pun juga ada," kata Agus.
Pameran Barang Antik Banyuwangi ©2020 Merdeka.com
Pameran ini diikuti 20 vendor pemilik barang antik di Banyuwangi. "Sebenarnya terdapat sekitar 60 vendor pemilik barang antik di Banyuwangi. Tapi karena keterbatasan tempat pameran, kami membatasi hanya 20 vendor," kata Agus.
Barang-barang antik di pameran juga bisa dijual dan dilelang. Agus mengatakan ternyata antusias masyarakat pada pameran ini cukup tinggi. Pengunjung cukup ramai terutama pada akhir pekan.
"Malam Minggu kami terpaksa harus menutup pintu untuk membatasi jumlah pengunjung yang terlalu banyak," kata Agus.
Pameran Barang Antik Banyuwangi ©2020 Merdeka.com
Camat Kota Banyuwangi M Lutfi mengatakan, kegiatan ini juga sebagai simulasi event kegiatan di tengah pandemi Covid-19. Selama pameran berlangsung aturan ketat protokol kesehatan tetap diterapkan. Seperti pengunjung harus di cek suhu badan, wajib masker, cuci tangan dan pembatasan pengunjung.
"Kami batasi jumlah pengunjung yang ada. Maksimal 50 orang. Ini sebagai implementasi dari physical distancing ya, karena memang ini harus kita tetapkan," tambahnya.
Pameran ini, kata Lutfi, juga sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi bagi para pedagang antik di Banyuwangi. Sebab selama pandemi, kegiatan jual beli barang kuno merosot.
Pameran Barang Antik Banyuwangi©2020 Merdeka.com
"Sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi. Kami harap ajang ini sebagai simulasi event kegiatan pameran atau kegiatan lain yang sesuai dengan protap antisipasi penularan Covid-19," katanya.
"Ini upaya untuk membangkitkan semangat mereka lagi untuk tetap optimis menghadapi pandemi ini. Alhamdulillah, omset pameran ini per harinya mencapai jutaan, hingga belasan juta," pungkas Lutfi.
(mdk/hhw)