Pandemi Covid-19, Nelayan di Mamuju Kesulitan Jual Ikan
Hampir seluruh warga di pulau yang berjarak 54 mil dari ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu adalah nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Namun, aktivitas itu mulai dihentikan secara perlahan oleh warga, akibat kesulitan untuk menjual hasil tangkapan di tengah wabah Covid-19.
Warga di Pulau Sabakatang, Kecamatan Kepulauan Balak-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mulai merasakan dampak dari wabah Corona Covid-19. Untuk urusan kesehatan mereka baik-baik saja belum ada yang terpapar. Namun, untuk masalah ekonomi mereka sedang dalam keadaan yang buruk.
Hampir seluruh warga di pulau yang berjarak 54 mil dari ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu adalah nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Namun, aktivitas itu mulai dihentikan secara perlahan oleh warga, akibat kesulitan untuk menjual hasil tangkapan di tengah wabah Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa makna dari tema "Nusantara Baru, Indonesia Maju"? Makna dari tema ini adalah bahwa tahun 2024, yang bertepatan dengan HUT ke-79 Kemerdekaan RI akan menjadi momen pembuka bagi beberapa transisi besar di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Menurut Ali Akbar, salah seorang warga, mereka biasanya menjual hasil tangkapan ke Kota Balikpapan atau Samarinda di Kalimantan Timur yang jaraknya lebih dekat. Namun, saat ini sangat berisiko bagi mereka jika tetap melakukannya. mengingat kedua kota itu sudah masuk zona merah Covid-19 dan kalau pun nekat, harga jual akan sangat murah, membuat mereka merugi.
"Banyak yang memutuskan berhenti menangkap ikan, apalagi sudah ada surat edaran dari Pemkab Mamuju. Yang jadi masalah, kami di sini 99 persen adalah nelayan. Begitu hasil laut tidak terjual, maka kami akan sangat butuh bantuan," kata Ali Akbar saat dihubungi Liputan6.com.
Jika kondisi ini terus berlangsung dan adanya edaran pembatasan pergerakan dari pemerintah, Ali khawatir warga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari jika tanpa bantuan. Apalagi, ia mendengar kabar, akan ada rencana penutupan Pulau Sabakatang untuk mencegah penyebaran Corona.
"Apa lagi rencana tanggal 17 sebelum Ramadan, Pulau Sabakkatang akan ditutup buat para penduduk yang ingin masuk. Karena itu kami sangat berharap ada bantuan dari Pemkab Mamuju, yang paling utama itu kebutuhan pokok," ujar Ali.
Ali berharap, segera ada bantuan untuk pencegahan Corona di tempat mereka. Karena sejak merebaknya virus mematikan itu, belum ada bantuan peralatan pencegahan untuk warga di pulau yang membutuhkan waktu tempuh 12 jam dari Kota Mamuju ini.
"Kita juga butuh, masker dan disinfektan untuk melakukan penyemprotan di sini, karena masih ada beberapa warga yang masih bolak-balik ke Balikpapan," tuturnya.
Meskipun daerah mereka jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Mamuju, Ali bilang mereka tetap membutuhkan perhatian dan bantuan. Terlebih Pulau Sabakatang sangatlah dekat dari wilayah pandemi Corona.
"Jangan lupakan kami yang berada jauh di pulau terluar. Kami sangat butuh batuan pemerintah seperti daerah lainnya," tutupnya.
Reporter: Abdul Rajab Umar
Sumber: Liputan6.com