Pangdam tak konsisten soal helikopter jatuh saat pengamanan Jokowi
Dia menyebut helikopter yang jatuh biasanya digunakan sebagai alat angkut personel.
Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal Jaswandi membantah Helikopter jenis 205 A1 milik TNI Angkatan Darat (AD) yang jatuh di Sleman, Yogyakarta sedang melakukan pengamanan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, sebelumnya Jaswandi dengan tegas menyatakan jika helikopter sedang melakukan patroli jelang kunjungan Jokowi.
"Penggunaannya tergantung kebutuhan, kemarin kebutuhannya itu bukan untuk pengamanan presiden," kata Jaswandi saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (9/7).
Dia menyebut helikopter yang jatuh biasanya digunakan sebagai alat angkut personel. "Itu sebagai alat komando pengendali Pangdam dalam rangka sebagai pangkop pengamanan, istilahnya sebagai alat angkut personel," jelas dia.
"Sudah ya, makasih, selamat bertugas," timpalnya.
Sebelumnya, Panglima Kodam IV Diponegoro Mayor Jenderal Jaswandi membenarkan, Helikopter jenis 205 A1 milik TNI Angkatan Darat (AD) yang jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, pukul 15.20 WIB, adalah milik Kodam IV Diponegoro.
"Ya, benar pesawat helikopter ini alat milik Kodam IV Diponegoro yang sedang bertugas dalam rangka patroli keamanan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo," kata Pangdam IV Diponegoro Mayjen Jaswandi di lokasi kejadian, Jumat (8/7).
Dia menambahkan, TNI AD akan membentuk tim untuk menyelidiki penyebab kejadian jatuhnya helikopter yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan tiga orang luka tersebut.
"Tim saat ini sudah berangkat dari Jakarta untuk melakukan investigasi atas musibah tersebut," katanya, seperti dilansir Antara.
Diketahui, sebuah Helikopter milik TNI Angkatan Darat type Bell 205 A1 jatuh di Dusun Kowang RT01/RW01 Desa Taman Martani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Helikopter dengan type Bell 205 A1 itu jatuh menimpa dua rumah warga.
Akibat insiden nahas itu, 3 orang dinyatakan meninggal dunia. Mereka di antaranya, Letda Cpn Angga Juang, Serda Yogi Riski Sirait dan Fransisca Agustin. Sementara, tiga orang lainnya yakni Kapten Cpn Titus Sinaga, Serka Rohmat dan Kopda Sukoco mengalami luka berat.