Panglima TNI tegaskan perang masa kini adalah perang ekonomi
Bung Karno pernah mengingatkan, Indonesia akan membuat iri negara lain dengan kekayaan alamnya.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan dewasa ini perang yang terjadi bukan lagi berupa kontak fisik. Melainkan, perang yang saling menyerang di sektor ekonomi.
"Konflik di dunia saat ini umumnya berasal dari konflik energi, dan perang masa kini adalah perang ekonomi," ujar Gatot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6).
Gatot mengakui jika perang ekonomi turut dirasakan di dalam negeri. Sebagai contoh, Indonesia yang mempunyai garis pantai terpanjang saja hingga saat ini masih harus mengimpor garam.
"Bayangkan, Indonesia garis pantainya terpanjang, tapi garam saja masih harus impor," tegasnya.
Gatot pun menjadi teringat pesan Proklamator Bung Karno yang menyebut kelak Indonesia akan membuat iri negara lain lantaran kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
"Bung Karno pernah mengingatkan, Indonesia akan membuat iri negara lain dengan kekayaan alamnya. Inilah ancaman bangsa Indonesia yang ada sekarang dan masa depan," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Gatot, perlunya gotong royong dalam menjaga Pancasila, sebagaimana para pendiri bangsa Indonesia terdahulu melakukannya demi membangun negara dan membebaskannya dari penjajahan.
"Gotong royong lah (menjaga Pancasila). Sebab kalau tidak, maka kita habis. Karena negara ini dibangun dengan gotong royong. Dengan gotong royong, bersatulah Budi Utomo, sumpah pemuda, dan organisasi lainnya dalam membangun negara," ungkapnya.
Gatot pun bersyukur bahwa Presiden Jokowi telah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Sehingga, Pancasila bisa dijadikan dasar falsafah dan segala sumber hukum agar bangsa Indonesia bisa tetap terjaga.
"Saya mensyukuri penetapan hari lahirnya Pancasila sebagai hari libur nasional oleh Jokowi. Karena, Pancasila itu harus dijadikan dasar falsafah, dan sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia," pungkasnya.