Panglima TNI ungkap ancaman siber dan biologis di revolusi industri 4.0
Panglima TNI ungkap ancaman siber dan biologis di revolusi industri 4.0. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Thahjanto dalam sambutannya di depan 3000 personel TNI-Polri di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh menyebutkan, butuh soliditas dan solidaritas personel TNI-Polri untuk menghadapi revolusi industri/
Perkembangan teknologisasi tak bisa dibendung. Saat ini dunia telah masuk era revolusi industri 4.0, semua perangkat dan kerja sudah melalui digitalisasi.
Era sekarang ancaman biologis (bio threats) bisa saja terjadi di Indonesia, hingga tak tertutup kemungkin terjadi penyebaran berbagai virus yang mematikan.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa itu PIDI 4.0? PIDI 4.0 sendiri merupakan sebuah lembaga pemerintah yang dibangun untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Thahjanto dalam sambutannya di depan 3000 personel TNI-Polri di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh menyebutkan, butuh soliditas dan solidaritas personel TNI-Polri untuk menghadapi revolusi industri 4.0 saat ini.
Dengan adanya kebersamaan, sebutnya, stabilitas situasi keamanan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa terjaga, baik ancaman kejahatan siber maupun lainnya.
"Sekarang kita masuk revolusi industri 4.0. Sekarang sudah merambah dunia digital, butuh soliditas dan solidaritas seluruh prajurit TNI-Polri untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Hadi, Kamis (19/4).
Dalam pengarahan kepada prajurit TNI-Polri itu, Hadi juga menjelaskan berbagai ancaman siber lainnya di era digitalisasi. Dia juga memaparkan era revolusi industri pertama hingga masuk revolusi industri 4.0 saat ini.
"Sebanyak 51 persen sudah menggunakan internet di dunia ini. Kedatangan panglima TNI ke Aceh, satu jam sebelum datang sudah diketahui, itu karena apa karena revolusi industri 4.0," tegasnya.
Menurut Hadi, setiap perkembangan pasti paradoks, ada negatif dan positif. Ia mencontohkan setiap ada kejadian, warga pasti mengambil foto dan kirim ke media sosial. Ini sudah menjadi jurnalisme warga, keinginan nya hendak menjadi orang pertama menyebarkan informasi.
"Jadi kejadian di luar negeri sana, dalam waktu singkat kita sudah bisa membaca di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu bila ditinjau dari sisi negatif, sebutnya, perkembangan revolusi industri 4.0 disebut dengan Cyber Treats. Bila hendak memerintahkan sesuatu, tidak perlu bertatap muka secara langsung.
"Era revolusi industri 4.0 kita bisa perintahkan orang tanpa harus bertatap muka," tukasnya.
Hadi mencontohkan kejahatan Cyber Treats saat ini. Seperti penggunaan smartphone IPhone X, buka fitur handphone dengan cara scan wajah. Tentunya semua wajah yang menggunakan sudah tersimpan di pusat data perusahaan tersebut.
"IPhone X misalnya, buka harus dengan wajah. Secara tidak langsung kita sudah menyetor wajah kita. Inilah yang digunakan untuk mem-profiling tentang kita," jelasnya.
Ancaman lainnya, sebut Hadi, termasuk pola negatif pembobolan rekening bank, penjualan data. Kemudian dicurinya data dari Facebook yang kemudian dipergunakan untuk kepentingan pihak tertentu.
"Sisi negatif lainnya selain teknologi adalah berita hoaks. Ini ancaman yang baru juga, ini ancaman pertama," imbuhnya.
Sedangkan ancaman kedua, sebutnya, ancaman biologis (bio threats). Ancaman ini bisa dibuat dan disebarkan menjadi penyakit yang disebarkan. Pada akhir 2017 lalu, Indonesia dikejutkan dengan temuan virus difteri yang terjangkit kembali, padahal sudah Indonesia sudah terbebas dari virus tersebut.
"Kemajuan teknologi kemungkinan penyakit bisa dibuat. Penyakit-penyakit itu bisa dibuat dan disebarkan lagi," jelasnya.
Ancaman kesenjangan juga bisa terjadi di era revolusi industri 4.0, lanjutnya. Ada terjadi kesenjangan antara kaya dan miskin, timbulnya paham-paham radikalisme dan populisme.
"Dari ketiga ancaman tersebut kita harus mewaspadai. Ancaman biologis bisa saja akibat alam atau sengaja didesain dan disebarkan," tukasnya.
Untuk mencegah semua ini, sebutnya, soliditas dan solidaritas TNI-Polri perlu diperkuat. Sehingga situasi keamanan di daerah kondusif dan rakyat bisa berativitas dengan baik.
"Semua ini tidak terlepas disiplin, loyalitas yang kalian kerjakan, yang penting menuruti perintah atasan," tutupnya.
Baca juga:
Sambut revolusi industri 4.0, akuntan dituntut kuasai data non-keuangan
Jokowi: Akan ada gejolak teknologi industri 4.0 di sektor otomotif
Masuki industri 4.0, sektor manufaktur dipacu lebih produktif dan inovatif
Menperin dorong masyarakat pesantren terjun di industri makanan dan minuman
3 Permasalahan Indonesia yang bisa terselesaikan oleh kehadiran industri 4.0
Airlangga beberkan keuntungan perpres izin tenaga kerja asing di Indonesia