Pantau pergerakan gajah liar, BKSDA pasang GPS Collar
Pantau pergerakan gajah liar, BKSDA pasang GPS Collar. GPS Collar ini akan menjawab pertanyaan semua pihak, tentang dari mana kelompok gajah ini berasal. Sekaligus penyebab mengapa kelompok ini beralih ke wilayah Mila dan Keumala yang sebelumnya belum pernah mengalami konflik.
Konflik gajah dengan manusia semakin meresahkan di Aceh. Seperti yang baru saja terjadi, kawanan gajah mengobrak-abrik Gampong Lala, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie sepekan lalu.
Agar konflik gajah dengan manusia bisa diatasi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerjasama dengan tim kedokteran hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), telah memasang GPS Collar pada salah satu gajah liar tersebut pada 13 Januari 2017 lalu.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, pemasangan GPS Collar ini untuk mendukung sistem peringatan dini mitigasi konflik satwa di masa yang akan datang. Pada GPS Collar ini nantinya akan terpantau pergerakan harian kelompok gajah setiap 4 jam sekali.
"Ini membantu kita untuk memprediksi pola gangguan dan memudahkan masyarakat setempat untuk mengantisipasinya," kata Sapto Aji Prabowo, di Banda Aceh, Selasa (17/1)
Ditambahkannya, GPS Collar ini akan menjawab pertanyaan semua pihak, tentang dari mana kelompok gajah ini berasal. Selanjutnya, dapat dilakukan analisa penyebab mengapa kelompok ini beralih ke wilayah Mila dan Keumala yang sebelumnya belum pernah mengalami konflik.
"Besar kemungkinan kelompok gajah ini berasal dari kawasan hutan di sekitar Jantho dan Seulawah Inong, bahkan tidak menutup kemungkinan juga terhubung dengan habitat gajah yang berada di Seulawah Agam. Data GPS Collar ini akan membantu kita dalam melakukan rencana pengelolaan habitat gajah ini bersama Pemerintah Daerah dan masyarakat," jelas dia.
Sapto memaparkan, saat ini kelompok gajah di Kecamatan Mila berjumlah 23 ekor dengan komposisi yang baik. Ada sekitar 6 ekor anakan dan juga ada 2 jantan muda.
"Dokter hewan Unsyiah telah menjamin, GPS Collar di tubuh gajah itu tak berbahaya dan dalam jangan 2 tahun akan terlepas sendiri nantinya," tutupnya.
Baca juga:
Di dua gua ini Gajah Mada bersemedi untuk Nusantara
Benarkah Gajah Mada moksa di Madakaripura?
Madakaripura, tempat Gajah Mada habiskan masa kecil hingga remaja
Gajah Enggon, penerus Gajah Mada di era kelam Majapahit
Madakaripura jadi tempat bertapa Gajahmada dan 4 sahabatnya
Ada di Indonesia, Air Terjun Abadi ini airnya tak pernah habis!
Berpetualang ke Air Terjun Madakaripura, jejak terakhir Gajah Mada
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.