PBNU: Vaksinasi Covid-19 Suatu Keharusan, Demi Ciptakan Herd Immunity
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengharapkan semua masyarakat Indonesia bersedia mengikuti program vaksinasi Covid-19. Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud, mengatakan, bahwa vaksin bukan untuk kepentingan satu atau dua orang, tapi seluruh rakyat Indonesia.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengharapkan semua masyarakat Indonesia bersedia mengikuti program vaksinasi Covid-19. Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud, mengatakan, bahwa vaksin bukan untuk kepentingan satu atau dua orang, tapi seluruh rakyat Indonesia.
"Maka kita harapkan semua bangsa Indonesia mau pakai vaksin, karena tidak ada pilihan, tentunya kita pakai vaksin yang ada. Vaksin yang ada itu suatu keharusan bagi bangsa kita untuk vaksinasi. Karena kalau satu vaksin, satu tidak, nanti tidak akan terjadi herd immunity," kata Marsudi, dikutip dari Antara, Kamis (25/3).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Marsudi mengatakan, saat ini Indonesia menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Dia menegaskan, kedua vaksin tersebut sama baiknya. Karena itu, para kiai NU bersedia divaksinnasi.
"Karena dua-duanya boleh dipakai, maka dipakai oleh para kiai. Fatwa MUI boleh, fatwa NU juga boleh," katanya.
Dia mengatakan, manusia tidak bisa hidup masing-masing. Karena itu, imunitas menjadi sangat penting agar masyarakat terlindungi dari risiko Covid-19.
"Salah satu cara meningkatkan imunitas, ya melalui vaksin," ucapnya.
Menurut Marsudi, warga pondok pesantren salah satu unsur masyarakat yang harus mendapatkan vaksin, karena setiap hari saling berinteraksi satu sama lain. Dia bersyukur ketika pemerintah melaksanakan vaksinasi kepada para kiai.
Sedangkan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan, vaksinasi memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam agama.
"Vaksinasi ini masuk dalam kategori hifdzun nafs atau upaya menjaga jiwa yang menjadi salah satu prinsip mendasar dari ajaran Islam," kata Helmy.
Bagi PBNU masyarakat yang telah divaksin merupakan pahlawan kemanusiaan yang telah berpartisipasi dalam konteks mencegah dan menekan penyebaran virus Covid-19.
"Siapapun yang mau menjadi relawan dalam program vaksinasi, mereka lah yang disebut pahlawan kemanusiaan," kata dia.
Helmy juga menyinggung polemik halal atau haram vaksin AstraZeneca. Dia mengatakan, dalam kondisi darurat vaksin AstraZeneca bukan saja boleh digunakan tapi wajib.
"Ini tentu berdasarkan kajian ilmiah dari para ulama. Lembaga Bathsul Masail PWNU Jatim telah melakukan kajian yang menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca suci dan halal, bahkan para ulama NU di Jawa Timur sudah melakukan vaksinasi menggunakan AstraZeneca," ujar Helmy.
Baca juga:
Sentra Vaksinasi Covid-19 Drive Thru di RSUI Resmi Dibuka
Klinik di Hong Kong Dihukum Karena Rekomendasikan Vaksin Pfizer Daripada Sinovac
Ahli Harap Masyarakat Lebih Banyak Lihat Manfaat Vaksin Dibanding Kekurangannya
Kasus Aktif Covid-19 Menurun, Wamenkes Sebut Bukti Vaksinasi Kurangi Risiko
16 Juta Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia