'Pelibatan masyarakat lawan terorisme tingkatkan sistem pertahanan'
Terorisme telah menjadi ancaman global. Untuk memerangi terorisme, Indonesia wajib memperkuat kerjasama internasional dalam perspektif agama, ekonomi, politik luar negeri, serta sosial budaya.
Terorisme telah menjadi ancaman global. Untuk memerangi terorisme, Indonesia wajib memperkuat kerjasama internasional dalam perspektif agama, ekonomi, politik luar negeri, serta sosial budaya.
"Peningkatan kerjasama internasional di segala bidang akan menjadi kunci untuk perangi penyebaran terorisme secara global," kata Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Yanyan M. Yani dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3).
Menurut Yanyan, dalam khasanah hubungan internasional, ada indeks terorisme global. Saat ini, Indonesia berada dalam rangking 33 indeks terorisme global, sementara Amerika di peringkat ke-35, dan Prancis ke-36.
"Kita dianggap sebagai negara yang setengah aman. Dengan adanya penguatan keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan BNPT dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), index indonesia diharapkan akan meningkat," jelasnya yang juga salah satu kelompok ahli BNPT ini.
Untuk tingkat Asia, lanjut Prof. Yanyan, indeks terorisme global Indonesia di peringkat ke-9 dan Asean urutan ke-4. "Dengan adanya pelibatan masyarakat, ini bisa menjadi sistem pertahanan keamanan rakyat di bidang terorisme. Dengan begitu pada aspek pengukuran global di dunia, kita bisa lebih baik," imbuhnya.
Hal lainnya, terang Yanyan, Indonesia juga perlu mengantisipasi tantangan ke depan dalam penanggulangan terorisme. Dengan ancaman terorisme yang makin mengglobal saat ini, Indonesia harus benar-benar membuat langkah antisipasi.
"Makanya jangan heran kalau tiga tahun ke depan, BNPT harus meningkatkan kerjasama internasional dan memperkuat sinergi kelembagaan, juga memberdayakan FKPT secara maksimal untuk mengantisipasi perkembangan terorisme global," tandasnya.