Pembangunan Infrastruktur Taman Nasional Komodo Harus Sesuai Ekosistem & Budaya Lokal
Infrastruktur yang dibangun harus meningkatkan pemahaman tentang tema taman nasional komodo. Menurutnya, ekosistem taman nasional komodo unik lantaran di dominasi oleh lahan kering. Sehingga harus disesuaikan dengan ekosistem maupun budaya lokal.
Guru Besar Ilmu Pengelolaan Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM, Prof Satyawan Pudyamotko, menegaskan arsitektur sarana dan prasarana di taman nasional komodo harus cocok dengan ekosistem komodo. Dia tak ingin arsitektur di taman tersebut hanya enak dipandang, tapi tak punya nilai.
Hal itu dia katakan saat RDPU bersama Komisi IV DPR, Senin (23/11) terkait pembangunan sarana dan prasarana wisata alam di Taman Nasional Komodo Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur.
-
Apa saja yang ditawarkan Pulau Komodo? Di lokasi ini, Anda dapat melakukan berbagai kegiatan menarik. Di antaranya yakni berfoto dengan latar belakang pulau cantik, tinggal di kapal pinisi, menyelam, menjajal trekking, dan masih banyak lagi.
-
Kapan Pulau Komodo mulai populer? Labuan Bajo adalah salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas yang sedang dikembangkan di Indonesia.
-
Dimana Pulau Komodo terletak? Lokasi Pantas Pink ini sendiri berada di bagian selatan Pulau Komodo.
-
Apa saja infrastruktur yang dibangun di Pulau Taliabu? Sebagai informasi, pada tahun 2023 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) telah dilakukan pekerjaan sejumlah infrastruktur di dalam ibu kota Pulau Taliabu. Pengerjaan infrastruktur tersebut, di antaranya pembuatan drainase, peningkatan jalan, lampu jalan, dan median jalan.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
"Arsitekturnya ini harus mengerti betul tentang ekosistem komodo, jangan hanya sedap dipandang mata tapi nilai yang disampaikan apa, walaupun juga tidak bisa mengesampingkan fungsi dari infrastruktur tersebut," ujarnya dalam ruang rapat komisi IV, gedung DPR, Jakarta, Senin (23/11).
Kemudian, infrastruktur yang dibangun harus meningkatkan pemahaman tentang tema taman nasional komodo. Menurutnya, ekosistem taman nasional komodo unik lantaran di dominasi oleh lahan kering. Sehingga harus disesuaikan dengan ekosistem maupun budaya lokal.
"Terkait dengan ekosistemnya, terkait dengan budaya lokal yang ada di situ, sehingga kita tidak menghadirkan sesuatu yang asing di taman nasional, yang orang lokal aja tidak mampu menafsirkan ini jangan jangan ngapain,"ucapnya.
Kemudian, lanjut Satyawan, infrastruktur yang dibangun harus mampu menumbuhkan rasa penghargaan pengunjung terhadap taman nasional. Jangan sampai saat masuk bangunan yang sangat megah, manusia merasa mendominasi alam.
"Justru kita ketika memanfaatkan infrastruktur yang di taman nasional itu justru kita harus merasa bagian dari alam, sehingga infrastruktur tidak boleh terlalu menyala dibanding lingkungan sekitarnya," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, apapun yang dikerjakan pemerintah di taman nasional komodo sebagai warisan dunia harus dilaporkan ke UNESCO. Tujuannya, agar pemerintah bisa patuh mengenai regulasi yang diatur UNESCO.
"Walaupun bukan berarti dengan demikian Indonesia akan kehilangan kedaulatannya di dalam mengatur negaranya sendiri," ucapnya.
"Akan tetapi karena Indonesia telaah mendaftarkan taman nasional komodo sebagai warisan dunia maka Indonesia juga harus mematuhi asas asas atau regulasi yang di atur UNESCO," jelas Satyawan.
Baca juga:
Pegiat Lingkungan: Pulau Komodo Menjual Kelestarian Alamnya
Pembangunan Infrastruktur Taman Nasional Komodo Harus Sesuai Ekosistem & Budaya Lokal
Jalan Panjang Wisata Alam Taman Nasional Komodo
Terancam Proyek Geopark Taman Nasional Komodo
Gubernur NTT Klaim Pembangunan Geo Park di Pulau Rinca Tak Ganggu Habitat Komodo
Komodo Berhadapan dengan Komersialisasi Wisata