Pembelaan politikus PDIP anak Jokowi dipolisikan
Politisi PDIP Henry Yosodiningrat yakin ada orang yang menyuruh pelapor untuk mempolisikan Kaesang. Namun dia tak mau menyebut, siapa orang tersebut.
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep dilaporkan ke polisi. Kaesang diduga telah melakukan ujaran kebencian di media sosial yang berdurasi 2 menit 41 detik.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hero Bachtiar mengatakan, kalau dalam video itu Kaesang diduga telah melakukan ujaran kebencian. Hingga dilaporkan pimpinan LSM di Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Ya seperti itu, yang ada 'Ndesonya' ya, Hate Speech (salah satunya)," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/7).
PDIP yang notabene partai utama pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung melakukan pembelaan. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini menilai, pelaporan Kaesang anak Jokowi itu bermuatan politis.
Politisi PDIP Henry Yosodiningrat yakin ada orang yang menyuruh pelapor untuk mempolisikan Kaesang. Namun dia tak mau menyebut, siapa orang tersebut.
"Ya ada orang di belakangnya si pelapor lah. (Ada yang diduga politis?) Ya iya lah," kata Henry di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/7).
Henry menyayangkan laporan itu. Sebab, Kaesang hanya mengapresiasi suara hati atas apapun yang terjadi di Indonesia. Kendati begitu, Henry menjamin tak ada intervensi pemerintah maupun PDIP kepada polisi yang akan mengusut kasus itu.
"Iya makanya, orang bebaskan mengemukakan pendapat. Kalau orang yang merasa dirugikan dia berhak melaporkan. Tapi kan polisi juga mempunyai kewenangan yang tak boleh diintervensi untuk melakukan penyelidikan yang dilanjutkan dengan penyidikan kalau memang ada unsur pidana," jelasnya.
Pembelaan juga disampaikan politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari. Menurutnya, usai melihat video blog Kaesang tak ada pernyataan yang dapat dikategorikan ujaran kebencian.
Eva menilai pelaporan tersebut murni bermuatan politis sekaligus ingin menyerang ayah Kaesang, yaitu Presiden Jokowi. Selama menjabat sebagai Presiden, dia mengungkapkan, Joko Widodo acapkali diserang dan kali ini melalui putra bungsunya.
"Ya apapun menurutku ya yang akan dilakukan Kaesang pasti akan dipelintir-pelintir. Karena Bagaimana pun ini politik bukan karena sekedar ujaran kebencian. Konteksnya konteks politik dan kita tahu Pak Jokowi, pemerintahan pasti akan diserang terus menerus lah," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/7).
Eva meyakini pernyataan Kaesang dalam video blog tersebut tak termasuk kategori ujaran kebencian. Sebab, kata dia, Kaesang tak melontarkan pernyataan yang meminta masyarakat untuk memusuhi kelompok tertentu.
"Karena tidak ada mobilisasi sedemikian kan, untuk mengajak orang membenci pada satu kelompok tuh ndak ada," tegasnya.
Oleh sebab itu, Eva yakin kasus ini akan berhenti. Sebab, dia meyakini tak ada bukti kuat yang ditemukan untuk memenuhi tuduhan yaitu ujaran kebencian.
Teranyar, Wakapolri Komjen (Pol) Syafruddin menegaskan Polri tidak akan memproses laporan Muhammad Hidayat S terkait dugaan penodaan agama dan ujaran kebencian dengan terlapor Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo.
"Tidak ada unsur (penodaan agama dan ujaran kebencian). Tidak ada proses," kata Syafruddin di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/7).
Syafruddin menyebut, laporan tersebut merupakan upaya mengada-ada atau mencari kesalahan Kaesang Pangarep. "Itu mengada-mengada. Enggak ada kaitannya sama sekali. Enggak ada unsurnya itu. Enggak ada," ucap dia.
Untuk diketahui, Muhammad Hidayat S melaporkan Kaesang Pangarep ke Kepolisian Resort Metro Bekasi Kota, Jawa Barat, Minggu (2/7) atas dugaan penodaan agama dan ujaran kebencian.
Dalam laporan yang dilayangkan Muhammad Hidayat, Kaesang dituduh menodai agama Islam melalui video yang diunggahnya melalui akun Youtube. Menurut Muhammad Hidayat video di akun Youtube milik terlapor bermuatan ujaran kebencian berdasarkan Suku, Agama, Ras, dan antargolongan (SARA) berupa kata-kata mengadu domba dan mengkafir-kafirkan.
Baca juga:
Pelaporan Kaesang disetop, Fadli Zon bandingkan dengan kasus makar
Kasus Kaesang tak diproses, Desmond minta semua pejabat Polri mundur
Sejak Januari, pelapor Kaesang sudah bikin 60 laporan ke polisi
Wakapolri tegaskan laporan terhadap Kaesang tidak diproses
Pelapor Kaesang juga pernah polisikan sejumlah pejabat Pemkot Bekasi
MHS, dari tersangka video provokasi kini polisikan Kaesang
Para politisi ini ngebet anak Jokowi diproses hukum
-
Apa saja yang diminta oleh anak buah Jokowi? Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
-
Siapa saja anak buah Jokowi yang minta anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Permintaan itu disampaikan dalam rapat kerja kementerian dan lembaga dengan DPR. Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
-
Kapan anak buah Jokowi minta tambahan anggaran? Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
-
Kenapa anak buah Jokowi minta tambahan anggaran? Permintaan tambahan anggaran dari anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini dinilai akan membebani anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Apalagi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, perekonomian tahun depan tidak menentu dan mempengaruhi pendapatan negara.
-
Apa yang Djarot katakan tentang keterlibatan keluarga Jokowi di politik? “Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan,” kata Djarot. Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Kenapa Djarot mengkritik Jokowi terkait keluarga Jokowi yang ikut terlibat politik? “Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantunya, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik. Sejak Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, baru kali ini,” kata Djarot di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/7).