Pemimpin dunia harus bersatu tekan Myanmar dan bela Rohingya
Pemimpin dunia harus bersatu tekan Myanmar dan bela Rohingya. Di tahun 2016 ini kebiadaban seperti ini tidak layak dipertontonkan. Ini bukan abad 17, abad 16. Ini abad 21, tak pantas apa yang dikerjakan masyarakat Myanmar di sana," tegasnya.
Kejahatan kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar dikecam oleh banyak pihak. Termasuk calon gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
"Rohingya? Brutal, biadab!," kata Anies saat ditemui di Jalan Swadaya, Tanjung Priok, Jumat (25/11)'
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bahkan mengecam Komite Nobel Oslo untuk mencabut hadiah nobel perdamaian Au San Suu Kyi.
"Saya menyerukan kepada komite Nobel Oslo untuk mempertimbangkan mencabut hadiah nobel kepada Aung San Suu Kyi karena dia mendiamkan peristiwa ini yang terjadi bertahun-tahun," ujarnya.
Cagub yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu melanjutkan nobel perdamaian diberikan untuk memperjuangkan perdamaian bukan malah untuk merusak perdamaian. Sementara perdamaian tidak bisa dibangun dengan cara mendzalimi sebagian dari penduduknya.
"Mereka juga warga negara maka perlakukan secara kemanusiaan. Nobel yang diberikan kepada Aung San Suu Kyi yang berkomitmen terhadap kemanusiaan haruslah dipertanyakan, komitmen dia untuk menjaga perdamaian dipertanyakan," sambung Anies.
Anies juga mendukung aksi demonstrasi yang terjadi di depan Kantor Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia. "Demo itu jalan terus enggak apa-apa, yang penting di sananya berhenti karena itu," ujarnya.
Dirinya mengajak para seluruh khotib Salat Jumat di seluruh dunia untuk mendoakan etnis Rohingya yang ada di Myanmar. Para pemimpin dunia juga harus menekan Myanmar.
"Saya menuntut kepada dunia untuk menekan pemerintah Myanmar. Di tahun 2016 ini kebiadaban seperti ini tidak layak dipertontonkan. Ini bukan abad 17, abad 16. Ini abad 21, tak pantas apa yang dikerjakan masyarakat Myanmar di sana," ungkap Anies.
"Indonesia termasuk pemerintah yang paling progresif dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Lihat negara lain pada tidak mau menampung seperti Indonesia, kita mengapresiasi," kata Anies.
"Kita memfasilitasi dan jumlahnya terus berdatangan. Mereka (pengungsi Rohingya) ada disini untuk sementara dan selama hulu masalahnya tidak diselesaikan tidak akan pernah bisa beres," sambung Anies.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri dari Myanmar? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
-
Kenapa penyelesaian konflik di Myanmar penting? "Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit," ujar Presiden.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Baca juga:
Solidaritas Rohingya, pemerintah diminta bersikap tegas ke Myanmar
Penampakan desa Rohingya sebelum dan sesudah dibakar militer Myanmar
Seruan Indonesia agar Myanmar hentikan penindasan etnis Rohingya
Aung San Suu Kyi tak mampu atasi masalah Rohingya, ini sebabnya
Membandingkan pembantaian etnis Rohingya dan Bosnia