Pemkab Kutai Barat tak mau ada eks Gafatar tersisa di daerahnya
Pemerintah setempat menyatakan akan membantu selama di penampungan.
Tidak kurang dari 600 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara yang bermukim di Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, hari ini mulai diungsikan ke Taman Budaya Sendawar (TBS) selanjutnya dipulangkan ke daerah masing-masing. Empat orang di antaranya, tidak tahu tujuan pulang.
Tim terpadu hingga Minggu (14/2) kemarin, telah membereskan pendataan ulang warga mantan Gafatar. Hasilnya, jumlah keseluruhan mencapai 736 orang, di mana sekitar 600 orang bermukim di Kampung Mendung di Muara Pahu. Sisanya tinggal di Kecamatan Melak dan Kecamatan Barong Tongkok.
"Ada 16 provinsi tujuan pemulangan dari awalnya 10 provinsi tujuan. Sekarang, bersama dengan TNI-Polri, Tagana, Dinas Perhubungan dan juga Kesbangpol, akan membawa mereka untuk disatukan di TBS," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Barat, Gunawan, kepada merdeka.com, Senin (15/2).
Warga mantan Gafatar belakangan telah melego sebagian barang-barang sebelum meninggalkan kampung Mendung. Di antaranya berupa komputer jinjing, printer, hingga sepeda motor.
"Masih kita inventarisir aset mana saja yang ingin mereka jual. Kalau tidak sempat terjual, Pemkab menjaga aset-aset yang ditinggalkan," ujar Gunawan.
"Dari 736 orang, ada 4 orang yang tidak diketahui tujuan pulangnya. Awalnya memang mereka berharap tidak dipulangkan. Tapi kebijakan Pemkab tidak ada tawar menawar," lanjut Gunawan.
Selain itu, dari rencana telah disusun pada 18 Februari mendatang, 736 orang akan dibawa ke Balikpapan menempuh perjalanan darat bus dan truk. Pemulangan ke provinsi tujuan dimulai keesokan harinya.
"Sambil menunggu penyesuaian jadwal penerbangan, mereka diinapkan di asrama haji Batakan Balikpapan. Yang bisa pulang tanggal 19, pulang tanggal 19. Kalau tidak, hari berikutnya," ucap Gunawan.
Namun demikian, dari perhitungan awal diperlukan dana sekitar Rp 2 miliar untuk memulangkan mantan Gafatar dari Kutai Barat, setelah diinventarisir ulang, nominalnya kini mencapai Rp 2,6 miliar. Di mana dalam pemulangan, juga diperlukan pendampingan dari aparatur pemkab Kutai Barat hingga tiba di provinsi tujuan.
"Kita belajar dari pengalaman pemulangan dari daerah lainnya, seperti dari Kutai Kartanegara. Perihal bantuan pendanaan dari provinsi, kita optimistis dibantu. Soal ini, juga sudah kita sampaikan ke pemprov Kaltim," lanjut Gunawan.
"Satu lagi, selama berada di penampungan di TBS, untuk dapur umum, sembako dan keperluan lain sudah disediakan, dibantu dari Dinas Sosial provinsi Kaltim. Juga pemkab berkewajiban memberikan pembinaan rohani dan pemahaman kebangsaan dan bernegara kepada mantan Gafatar selama di penampungan," tambah Gunawan.
Data diperoleh, 16 provinsi tujuan pemulangan mulai 19 Februari 2016 mendatang adalah provinsi DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Jabar, Banten, Sulsel, Sulut, Sulteng, Gorontalo, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sumsel, Lampung, Kepulauan Riau, dan Yogyakarta.