Penyebab Paus Kerap Terdampar di Pantai Terungkap, Ini Penjelasan Ahli
Baru-baru ini, 30 paus terdampar di pantai Selandia Baru.
Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024. Para pekerja konservasi bersama warga setempat saling bahu-membahu untuk mengangkat paus-paus tersebut menggunakan kain. Setelah proses penyelamatan, tim pemantau kemudian mengawasi Pantai Ruakk yang terletak dekat kota Whangrei, Selandia Baru, untuk memastikan tidak ada tanda-tanda bahwa paus-paus tersebut akan terdampar kembali. Setiap tahun, tercatat setidaknya 85 insiden paus terdampar di pantai-pantai Selandia Baru.
Selain di Selandia Baru, sekitar 140 paus pilot juga terdampar di perairan dangkal muara di selatan negara bagian Australia Barat pada April lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting bagi konservasi paus? Pengetahuan ini sangat penting bagi konservasi paus bungkuk, paus biru, dan hewan laut raksasa lainnya yang terancam punah.
-
Dimana Paus punggung patah ditemukan? Gambar tragis seekor paus bungkuk terlihat di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, menggambarkan dampak serangan kapal dengan tulang punggung patah.
-
Kenapa Paus punggung patah kesulitan berenang? Kesulitan berenang dapat terjadi, membatasi kemampuan paus untuk bermigrasi, mencari makan, dan melaksanakan aktivitas dasar lainnya.
-
Dimana habitat alami hiu paus? Habitat alami hiu paus adalah di perairan terbuka, dan mereka sering bermigrasi jauh ke utara atau selatan, bergantung pada musim.
-
Apa fakta unik tentang paus? Pas Fin ternyata memiliki kebiasangan menyanyikan lagu dengan keras untuk menarik pasangan betina. Menurut Scientific American, suara tersebut sangatlah berisik karena dapat didengar hingga jarak 1.000 kilometer.
-
Dimana habitat hiu paus? Habitat hiu paus meliputi perairan sepanjang pesisir dan wilayah terbuka.
Mengapa paus terdampar di pantai? Menurut informasi dari laman National Geographic, paus memanfaatkan medan magnet bumi sebagai alat navigasi untuk menemukan habitat yang sesuai. Mamalia besar ini menggunakan ekolokasi untuk menghasilkan suara dan mendengarkan pantulan suara tersebut agar dapat mengidentifikasi objek di sekitarnya.
Kemampuan bernavigasi ini sangat vital bagi paus, mengingat mereka hidup di kedalaman laut yang gelap dan membutuhkan cara untuk mencari makanan. Sayangnya, penggunaan sonar dan survei seismik dapat mengganggu kemampuan komunikasi dan navigasi paus. Gangguan ini berpotensi mendorong mereka ke darat, membuat telinga mereka tidak dapat mendengar dengan baik, atau bahkan membingungkan serta menakuti mereka. Spesies laut seperti paus sangat peka terhadap gelombang sonar, bahkan dari jarak yang cukup jauh hingga berkilo-kilometer.
Penggunaan Sonar
Penggunaan sonar dapat berkontribusi pada terdamparnya paus. Menurut sebuah studi, paus mungkin merupakan hewan dengan kemampuan akustik paling canggih di planet ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa suara bergerak lebih cepat di dalam air dibandingkan di udara dan dapat mempertahankan intensitasnya lebih lama, yang dapat menyebabkan cedera pada telinga paus.
Selain polusi suara yang ada di lautan, faktor topografi permukaan bumi juga berperan dalam kasus paus terdampar. Topografi pesisir dan daerah pasang surut menciptakan area yang menjadi perangkap bagi mamalia laut ini.
Kasus terdamparnya paus secara massal sering kali terjadi di lokasi-lokasi seperti Farewell Spit di Selandia Baru, garis pantai Laut Utara, dan Cape Cod di Amerika Serikat bagian timur. Di wilayah ini, kedalaman air yang dangkal menyulitkan paus untuk bernavigasi, mengingat kemampuan ekolokasi mereka lebih efektif di perairan yang lebih dalam.
Selain itu, selama siklus pasang surut, air dapat surut dengan cepat hingga beberapa kilometer hanya dalam waktu beberapa menit. Hal ini menyebabkan beberapa hewan laut terjebak tanpa kesempatan untuk kembali ke perairan yang lebih dalam.
Penyebab Lain
Terdapat beberapa alasan lain yang dapat menyebabkan paus terdampar, seperti sakit, luka, kebingungan, tersesat, kesulitan mencari makanan, atau gangguan kesehatan lainnya. Paus yang dalam kondisi lemah mungkin terbawa arus hingga terdampar di pantai, sementara paus yang mengalami disorientasi dapat secara tidak sengaja masuk ke perairan yang lebih dangkal.
Aktivitas berburu makanan juga dapat mendorong paus untuk mendekati pantai. Selain itu, perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa paus terdampar.
Pemanasan global dapat menimbulkan perubahan pada arus dan massa air laut, yang selanjutnya mengganggu pola migrasi paus dalam mencari makanan dan tempat berkembang biak. Peningkatan suhu laut juga dapat memengaruhi kebutuhan metabolisme paus serta ketersediaan oksigen yang diperlukan oleh mereka.