Peneliti Temukan Fosil Ikan Berusia 360 Juta Tahun, Pernah Jadi Pemangsa Nenek Moyang Manusia
Ikan purba ini memiliki panjang sampai 2 meter dan mirip buaya modern.

Peneliti Afrika Selatan baru-baru ini menemukan fosil berumur 360 juta tahun milik spesies ikan yang sebelumnya tidak diketahui. Para peneliti mengungkapkan dalam temuannya di jurnal PLOS One, ikan purba ini merupakan predator rakus yang kemungkinan besar memangsa nenek moyang manusia.
Pada 1995, para peneliti menemukan tanda-tanda pertama keberadaan ikan purba. Mereka menemukan fosil sisik di Waterloo Farm di Afrika Selatan, dekat kota bernama Makhanda (sebelumnya dikenal sebagai Grahamstown).
Namun kini para peneliti telah merekonstruksi kerangka spesies tristichopterid raksasa yang sebelumnya tidak diketahui tersebut. Ini adalah sejenis ikan bertulang purba, seperti dikutip dari Greek Reporter, Rabu (11/12).
Ahli paleontologi dan peneliti di Museum Albany dan Universitas Rhodes di Afrika Selatan, Robert Gess, menjelaskan kepada Live Science, diperlukan proses yang panjang untuk menentukan asal usul sisik yang ditemukan pada tahun 1995 tersebut.
Ikan ini panjangnya mencapai 2,7 meter dan diidentifikasi sebagai ikan bertulang terbesar dari periode Devonian Akhir. Makhluk predator ini diberi nama Hyneria udlezinye oleh para peneliti setelah ditemukan di wilayah Afrika Selatan tempat IsiXhosa digunakan.
IsiXhosa adalah bahasa Pribumi yang banyak digunakan di wilayah tersebut, yangb berarti “orang yang memangsa makhluk lain”. Nama ini mencerminkan reputasinya yang menakutkan sebagai pemburu dan pemangsa.
Buaya Modern
Penulis studi lainnya, Per Ahlberg mengatakan ikan ini mirip buaya modern, tapi memiliki muka yang lebih pendek.
“Mulutnya berisi deretan gigi kecil, tapi juga sepasang taring besar yang mungkin bisa mencapai panjang 5 sentimeter (2 inci) pada individu terbesar,” ujarnya.
Per Ahlberg mengatakan, ikan raksasa ini kemungkinan besar memangsa tetrapoda, makhluk berkaki empat yang mungkin merupakan bagian dari kelompok nenek moyang manusia.
"Tristichopterids berevolusi menjadi monster yang, kemungkinan besar, memakan (nenek moyang kita)," pungkasnya.