Arkeolog Tak Sengaja Temukan Mutiara Gua Pertama di Dunia, Berisi Tembikar dari Zaman Romawi
Mutiara ini berbentuk bulat seperti mutiara pada umumnya dengan panjang antara 0,1 milimeter dan 30 sentimeter.
Sebuah penelitian terbaru menemukan endapan mutiara gua terbesar yang pernah diketahui di daerah Syam selatan. Para ahli menemukan 50 mutiara gua yang mengandung artefak arkeologi seperti tembikar.
Mutiara gua merupakan jenis speleothem yang ditemukan di gua, dengan bentuk bulat layaknya mutiara pada umumnya yang memiliki panjang antara 0,1 milimeter dan 30 sentimeter. Mutiara ini terbentuk di sekitar inti pusat, seperti butiran pasir yang ditutupi lapisan demi lapisan endapan mineral.
-
Apa benda yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog menemukan patung emas yang menggambarkan seorang pejuang tengah menunggang kuda menuju medan pertempuran.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di gua purba? Para arkeolog menemukan simbol 'suka' ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Mutiara-mutiara ini ditemukan selama penggalian di terowongan mata air buatan Joweizeh ST oleh Dr. Azriel Yechezkel dan timnya dari Universitas Ibrani Yerusalem dan Universitas Tel Aviv.
Terowongan buatan Joweizeh ST membentang sepanjang 232 meter yang mengalir ke sebuah lembah kering dan bermuara ke sungai Refaim di barat daya Kota Yerusalem kuno. Saluran ini terdiri dari beberapa bagian, bagian pertama dibangun dari batu pahat dan lempengan batu, sementara bagian kedua yang diukir langsung ke lapisan batuan dasar.
Tidak sengaja ditemukan
Yechezkel mengungkapkan bahwa ia dan timnya tidak sengaja menemukan mutiara ini karena awalnya mereka hanya berfokus pada artefak arkeologi.
"Mutiara gua bukanlah tujuan utama penelitian kami, meski begitu keberadaan sisa arkeologi seperti pecahan tembikar di dalamnya merupakan penemuan yang tak terduga dan signifikan," kata Yechezkel.
Dilansir laman Phys, analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa 14 mutiara tersebut mengandung tembikar sedangkan dua lainnya mengandung plester kuno. Meski begitu, pecahan tembikar lain yang berada di dalam mutiara masih belum dapat diidentifikasi asal-usulnya.
Dua fragmen lain yang ditemukan rupanya mengandung lapisan kobalt. Lapisan ini tidak ditemukan pada tembikar lokal, tetapi berasal dari Siprus dan Efesus (Turki) selama abad kedua dan pertama SM yang kemungkinan merupakan tembikar impor.
Dr. Yechezkel menjelaskan mengapa lampu impor ini bisa masuk ke terowongan buatan, "Pekerjaan manual untuk menggali dan membuang puing-puing dilakukan oleh para pekerja dan diawasi para insinyur yang memiliki keahlian hidrologi dan geologi. Lampu yang diimpor itu adalah salah satu milik insinyur tersebut,” jelas Yechezkel.
Sempat direnovasi dan dijarah
Sebagian besar tembikar tersebut berasal dari periode Helenistik, Romawi, Bizantium. Pecahan tembikar lain berasal dari periode Zaman Perunggu Pertengahan II (sekitar abad ke-17 SM).
Berdasarkan temuan pada mutiara gua serta relief ibu kota Proto-Aeolik di bagian pertama ST. Terowongan buatan ini awalnya dibangun selama Zaman Besi II (abad ke-8 dan ke-7). Meski begitu terowongan ini berulang kali dikunjungi dan dirawat.
Namun, selama periode Helenistik bangunan ini mungkin telah mengalami renovasi yang dibuktikan oleh potongan-potongan plester dan banyak pecahan tembikar yang ditemukan di mutiara gua yang berasal dari era tersebut.
Selain penjarahan kuno, satu-satunya bukti kunjungan yang lebih baru adalah pemasangan pipa tanah liat melalui terowongan, yang dibuat pada abad ke-20.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti