Geger Penemuan 41 Makam Keramat Palsu di Sukabumi untuk Praktik Dukun, Ini Faktanya
Bahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Ditemukannya puluhan makam keramat palsu di wilayah Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengegerkan masyarakat. Pasalnya, belakangan diketahui banyak warga yang mendatanginya untuk meminta-minta.
Usut punya usut, makam-makam itu merupakan replika dan bukan dari kalangan leluhur. Keberadaannya juga dibuat secara sengaja oleh oknum tidak dikenal menggunakan batu-batu yang ditumpuk
Belakangan, diketahui bahwa ada motif penipuan untuk meraup keuntungan dari praktik perdukunan imitasi tersebut. Sebelumnya, makam-makam ini ditemukan dan dibongkar kepalsuannya oleh kelompok budayawan Sunda dari paguyuban Padjadjaran Anyar Palabuhanratu. Berikut 5 faktanya.
Total Ada Sekitar 41 Makam
Dari bukti penemuan oleh paguyuban Padjajaran Anyar Palabuhanratu di Kampung Baru, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, jumlah makam keramat palsu yang ditemukan diperkirakan sekitar 41 kuburan.
Makam tersebut, terlihat berbentuk batu yang ditimbun di dalam tanah. Sepintas, siapapun tidak menyadari bahwa sebenarnya kuburan merupakan buatan orang yang tidak bertanggung jawab,
"Keberadaan makam keramat palsu di Desa Citepus diduga sengaja dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab,” kata Ketua Umum Padjajaran Anyar Palabuhanratu Firman Nirwan Boestomi, mengutip ANTARA, Jumat (23/8).
Dibuat dari Batu yang Ditumpuk Agar Serupa Makam Tua
Kuburan memang dirancang secara betulan oleh pelaku, salah satunya dengan menyusun bebatuan agar serupa makam berusia ratusan tahun.
Bahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta tambahan kain kafan pada bagian batu nisannya.
Terlihat makam tersebut dikelilingi tembok berbentuk pendopo, dan bagian tengah makam diberi tumbuhan. Sebelum terbongkar, banyak orang-orang yang datang ke lokasi untuk berdoa.
Datang untuk Kekayaan dan Meminta Pelet
Dari keterangan anggota paguyuban, sejumlah orang yang datang mengaku ingin menjalankan amalan. Kebanyakan, para peziarah ini ingin memiliki usaha yang lancar termasuk mengirimkan pelet untuk orang yang disukai.
Mereka juga tidak mengetahui jika kuburan merupakan buatan dan imitasi alias makam keramat palsu.
“Tempat ini memang untuk disalahgunakan, antara lain praktek perdukunan, sehingga membawa kesesatan bagi siapapun yang datang ke makam ini dengan tujuan mencari keberkahan seperti, penglaris usaha, pengasihan (pelet) dan lain sebagainya," tambah Firman.
Pengunjung Sampai Berdatangan dari Luar Palabuhan Ratu
Penemuan makam ini membuat pihak-pihak yang percaya mendatangi lokasi. Bahkan, ia mendapat informasi bahwa ada yang berasal dari luar Palabuhanratu untuk melakukan praktik perdukunan di lokasi.
Area pekuburan yang tidak begitu dekat dengan permukiman warga, menjadikan tempat itu tidak dicurigai sebagai lokasi penipuan.
Firman menambahkan, bahwa lokasi ini dijadikan tempat untuk menipu orang yang percaya dengan klenik, sehingga keuntungannya diraup secara pribadi oleh pelaku.
Penipuan Seperti Ini Mudah Terjadi
Firman kemudian turut mengimbau kepada segenap masyarakat agar tidak mudah percaya dengan hal-hal yang berbau kemusrikan.
Menurutnya, hal ini bisa berpotensi merugikan seseorang tersebut karena diminta mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar.
Ia pun meminta pihak berwenang mengusut kasus ini, sehingga penipuan berkedok kearifan lokal tidak kembali terjadi memakan korban.