Pemkot Solo buka lelang proyek bangun fly over Manahan
Pemkot Solo buka lelang proyek bangun fly over Manahan. Detail Engineering Design (DED) proyek tersebut baru selesai disusun pemerintah pusat. Setelah proses tersebut Pemkot baru bisa tender lelang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana membangun 5 jalan layang (fly over) di perlintasan sebidang dengan rel kereta api. Kelima titik tersebut antara lain, Jalan Dr Moewardi, Jalan Slamet Riyadi (Purwosari), Jalan S Parman (Gilingan), Jalan Urip Sumoharjo (Ledoksari) serta Simpang Joglo, Kadipiro.
Dalam waktu dekat, lelang pengerjaan jalan layang akan dilakukan untuk jalan di Manahan. Namun, Pemkot masih harus bersabar, karena Detail Engineering Design (DED) proyek tersebut baru selesai disusun pemerintah pusat. Setelah proses tersebut Pemkot baru bisa tender lelang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Yulistianto memperkirakan, sekitar dua pekan lagi DED itu sudah selesai disusun. Proses selanjutnya adalah, mempersiapkan lelang. Akhir tahun diperkirakan lelang bisa dimulai, karena anggaran proyek tersebut juga disetujui legislatif untuk dialokasikan dalam APBD 2017.
"Proyek pembangunan fly over Jalan Dr Moewardi akan dibiayai APBD sekitar Rp 30 miliar. Dia berharap fly over sudah bisa digunakan mulai tahun depan. Namun jika ada penambahan-penambahan, seperti lampu jalan atau aksesoris lainnya, maka anggarannya akan disusulkan APBD Perubahan 2017," ujar Budi saat ditemui wartawan, Rabu (23/11).
Budi menambahkan, wacana pembangunan jalan layang di Jalan Dr Moewardi dan sejumlah perlintasan sebidang lain mengemuka sejak awal 2015. Pembangunan jalan layang dimaksudkan sebagai solusi kemacetan yang sering terjadi di lokasi tersebut, saat kereta api melintas.
"Kami sudah memohon bantuan pembangunan jalan layang kepada pemerintah pusat untuk perlintasan sebidang Jalan Dr Moewardi, Jalan Slamet Riyadi (Purwosari), Jalan S Parman (Gilingan), Jalan Urip Sumoharjo (Ledoksari) serta Simpang Joglo," imbuh dia.
Lebih lanjut Budi mengemukakan, setelah Manahan, pihaknya akan memprioritaskan pembangunan fly over di Purwosari dan Gilingan. Khusus fly over Purwosari, semua pelaksanaannya ditangani pemerintah pusat.
-
Siapa yang menginstruksikan pembangunan infrastruktur pasca gempa di Sulbar? Jokowi menekankan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pasca gempa ini merupakan perintah langsung darinya."Saya lihat tadi Alhamdulillah (bangunan) sudah selesai. Hanya kurang gedung DPRD dan satu masjid," kata Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/4).
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa yang di bangun oleh Staatsspoorwegen (SS) di Yogyakarta untuk menghubungkan jalur kereta api Batavia-Surabaya? Di wilayah Yogyakarta, mereka perlu membangun beberapa jembatan untuk jaringan jalur kereta api itu. Salah satu jembatan kereta api terbilang unik. Selain membentang di atas sebuah sungai, jembatan ini juga membentang di atas jalur kereta api milik perusahaan kereta api Belanda lainnya bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Siapa yang memimpin pembangunan Keraton Surakarta di tempat baru? Setelah kehancuran Keraton Kartasura, para penasihat raja kemudian berunding untuk menetapkan tempat baru. Akhirnya dipilihlah wilayah Kedung Lumbu di Desa Sala untuk menjadi lokasi baru berdirinya keraton.
Baca juga:
Wali Kota Solo was-was pembangunan Pasar Klewer molor dari target
Sepi pembeli, puluhan pedagang Galabo Solo tutup warung
Proyek jaringan listrik bawah tanah Solo berdampak ke perjalanan KA
Gangguan operasi hulu migas capai 893 kasus hingga Oktober 2016
Di Solo bikin e-KTP bisa lewat WA