Amankah Ibu Hamil Naik Pesawat saat Sedang Mengandung? Benarkah Naik Jet Pribadi Lebih Aman Dibanding Pesawat Komersil?
Bagi ibu hamil yang terbang untuk bepergian, dibanding jenis pesawat, ada hal yang lebih penting utnuk dipertimbangkan.
Bepergian jauh saat hamil, terutama menggunakan pesawat terbang, membutuhkan perhatian khusus. Kondisi kehamilan memerlukan pertimbangan ekstra, terutama pada usia tertentu yang mungkin memerlukan izin medis. Lalu, benarkah jet pribadi lebih aman daripada pesawat komersial?
Secara umum, ibu hamil diperbolehkan naik pesawat hingga minggu ke-36 kehamilan tanpa batasan. Namun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan perjalanan udara. Hal ini penting, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan komplikasi yang dapat diperburuk oleh tekanan kabin pesawat dan perjalanan panjang. Dilansir dari Self, pada kasus tertentu, mungkin saja seorang ibu hamil tidak diperbolehkan untuk menggunakan pesawat. Hal ini bakal dialami ketika mungkin timbul komplikasi yang dapat diperparah ketika ibu hamil bepergian menggunakan pesawat.
-
Siapa yang boleh naik pesawat saat hamil? Ibu hamil dengan kehamilan normal sebenarnya diperbolehkan untuk naik pesawat terbang, khususnya pada trimester kedua.
-
Apa yang dikawatirkan saat ibu hamil terbang? 'Sebenarnya yang dikhawatirkan adalah kelahiran di pesawat,' kata Better saat dijumpai di Jakarta Pusat.
-
Gimana caranya ibu hamil naik pesawat Super Air Jet? Kedua, sebelum keberangkatan, calon penumpang hamil diwajibkan untuk menyertakan surat rekomendasi dari dokter yang menyatakan bahwa ibu hamil tersebut dapat bepergian menggunakan pesawat udara. 'Surat ini harus dikeluarkan maksimum 7 hari sebelum tanggal keberangkatan,' kata Direktur Utama Super Air Jet dalam keterangannya di, Senin (25/12).
-
Bagaimana cara tahu ibu hamil bisa terbang? Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat memprediksi bahwa kehamilan ibu tidak akan melahirkan dalam waktu dekat. Misalnya, dengan pemeriksaan USG, dokter dapat melihat panjang serviks atau mulut rahim untuk menilai potensi kelahiran dalam waktu dekat.
-
Kapan ibu hamil bisa terbang lebih dari 6 jam? 'Sementara itu, untuk trimester kedua, penerbangan di atas enam jam diperbolehkan,' tambahnya.
-
Apa yang aman untuk ibu hamil? Sebagian besar kosmetik mengandung bahan kimia yang bisa diserap oleh tubuh, dan zat-zat tersebut dalam darah ibu hamil berpotensi memengaruhi perkembangan janin.
Selain itu, durasi perjalanan juga menjadi faktor penting. Maskapai penerbangan umumnya melarang ibu hamil untuk terbang setelah minggu ke-36, terutama untuk penerbangan jarak jauh, karena risiko persalinan yang lebih tinggi pada trimester ketiga. Oleh sebab itu, disarankan agar ibu hamil yang sudah mendekati waktu melahirkan membatasi perjalanan udara.
Trimester kedua dianggap sebagai waktu paling aman untuk bepergian. Pada masa ini, risiko komplikasi kehamilan berada pada titik terendah, dan ibu hamil umumnya merasa lebih nyaman dibandingkan pada trimester pertama atau ketiga. Jika memang Anda mendapat izin dari dokter kandungan untuk bepergian menggunakan pesawat, waktu yang tepat adalah pada trimester kedua kehamilan.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perjalanan tetap aman dan nyaman. Salah satunya adalah memeriksa kebijakan maskapai mengenai ibu hamil, karena setiap maskapai memiliki peraturan yang berbeda.
Maskapai besar seringkali memerlukan surat keterangan dokter jika kehamilan sudah memasuki usia tertentu. Ini berlaku baik untuk penerbangan komersial maupun jet pribadi, meskipun jet pribadi umumnya menawarkan lebih banyak fleksibilitas.
Selain itu, penting untuk selalu mengenakan sabuk pengaman di bawah perut agar tidak menekan janin. Perhatikan sirkulasi di dalam tubuh. Jika perjalanan berlangsung lama, berjalan-jalanlah di lorong pesawat. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah, yang lebih rentan terjadi pada ibu hamil. Jangan lupa melakukan peregangan sederhana, terutama pada kaki, untuk menjaga kelancaran aliran darah.
Dehidrasi juga menjadi masalah yang harus diwaspadai. Udara di dalam kabin pesawat cenderung kering, sehingga ibu hamil harus minum air yang cukup selama perjalanan. Menghindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan produksi gas, seperti brokoli atau soda, juga sangat dianjurkan. Gas yang terperangkap di tubuh bakal semakin banyak ketika berada di ketinggian yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Meskipun perjalanan udara umumnya aman bagi ibu hamil, penting untuk merencanakan dan mempersiapkan diri dengan baik. Membawa rencana darurat, seperti mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat di tempat tujuan, akan sangat membantu jika terjadi situasi tak terduga.
Benarkah Jet Pribadi Lebih Aman untuk Ibu Hamil?
Secara umum, jet pribadi tidak lebih aman dibandingkan pesawat komersial untuk ibu hamil dari segi kesehatan penerbangan. Baik jet pribadi maupun pesawat komersial beroperasi pada prinsip yang sama terkait tekanan kabin dan ketinggian terbang, yang bisa memengaruhi kondisi ibu hamil.
Risiko seperti dehidrasi, pembentukan gumpalan darah, dan gangguan sirkulasi udara tetap ada pada kedua jenis penerbangan, terutama jika durasi penerbangan cukup lama. Oleh karena itu, faktor keselamatan tidak terletak pada jenis pesawat, melainkan pada kondisi kesehatan ibu hamil dan persiapan yang tepat.
Keunggulan jet pribadi mungkin lebih terletak pada kenyamanan dan fleksibilitas. Dalam jet pribadi, ibu hamil bisa mendapatkan lebih banyak ruang gerak, waktu yang lebih fleksibel, serta suasana yang lebih tenang dibandingkan dengan pesawat komersial.
Fleksibilitas ini bisa membuat perjalanan lebih nyaman, terutama bagi ibu hamil yang merasa kurang nyaman berada di lingkungan ramai atau harus mengikuti jadwal penerbangan yang ketat. Namun, dari segi medis, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa jet pribadi secara inheren lebih aman.