Pemprov Jabar, LPOI dan BNN deklarasikan jihad lawan narkoba
Besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat, yakni keluarga.
Lembagai Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar seminar bertajuk "Deklarasi Jihad Terhadap Narkoba". Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso.
Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, mengatakan besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat, yakni keluarga.
"Perbincangan tentang narkoba spektrumnya sangat luas. Dari spektrum yang sangat luas tersebut. Saya masuk dari yang paling kecil yaitu keluarga," katanya.
"Tentu secara global kita harus paham, pada saat yang sama, yang utama dan pertama harus kita siapkan yaitu kekuatan keluarga," tambahnya.
Aher menambahkan, dari keseluruhan anggota keluarga, maka yang paling rentan terpengaruh pergaulan narkoba adalah anak. Orang tua yang cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan, menasihati, berkomunikasi dengan cara yang salah, memberi standar pada anak untuk menghormatinya, serta mendahulukan hukuman dalam mendidik anak, menjadi tekanan tersendiri bagi anak.
"Itulah fenomena remaja BLAST, atau Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired. Akibatnya anak kehilangan kepercayaan dan mencari pergaulan diluar keluarga," katanya.
Untuk itu, kata Aher, ketahanan keluarga perlu dibangun, ataupun diperbaiki dengan memasukkan nilai-nilai keharmonisan. Pada anak usia remaja, orang tua dapat mendekati anak-anaknya dengan bertindak fleksibel seperti teman, sehingga keterbukaan antara kedua belah pihak akan hadir.
"Tentu yang terpenting untuk mengevaluasi pola komunikasi," sambungnya.
Selain itu benteng pertahanan diri terhadap narkoba juga dapat dimulai dengan pendidikan agama sejak usia dini bagi anak. Terkait pendidikan agama, Aher menyatakan, seiring alih kelola SMK/ SMA oleh Provinsi, dirinya akan mengimbau setiap sekolah untuk membiasakan mengaji setengah jam sebelum jam pelajaran pertama dimulai.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengapresiasi deklarasi tersebut. Menurutnya, acara ini membuat dirinya (memberantas narkoba) semakin bersemangat karena adanya dukungan semacam ini.
"Deklarasi ini menambah kekuatan saya. Narkoba masalah besar bangsa kita. Setelah menjadi kepala BNN saya ngeri sendiri, saya tahu begitu dahsyatnya ancaman untuk keberlangsungan bangsa kita," ungkapnya.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk tersangka narkoba berdasarkan jenis pekerjaan pada tahun 2008 s/d 2012 menunjukkan jumlah yang signifikan, PNS tercatat 1.318 orang, Polri/TNI 1.365 orang, Tani 4.645 orang, Buruh 18.321 orang.
Kemudian Komjen yang akrab disapa Buwas itu juga membenarkan apa yang dikatakan Aher, bahwa peran keluarga memang penting. Dari keluarga lah karakter seorang terbentuk.
Kepala BNN menyebut anak - anak TK dan SD kini jadi sasaran operasi peredaran narkoba. Ini ditujukan oleh para jaringan narkoba untuk mempertahankan pangsa pasar.
"Mereka tahu penggunaan narkoba akan putus, maka mereka mengarah ke anak SD TK (regenerasi pasar) untuk meracuni melalui makanan minuman," sebut Waseso.