Pembunuh tiga polisi di Bima diduga pelakunya sama
"Kami baru menemukan adanya kesamaan jenis peluru dan senjata yang digunakan pelaku," kata Moechgiyarto.
Pembunuh tiga anggota polisi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, diduga pelakunya masih orang yang sama, kata Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Moechgiyarto.
"Dari hasil penyelidikan kami, jenis peluru yang ditemukan pada korban, sama seperti bukti kasus penembakan sebelumnya," kata Brigjen Pol Moechgiyarto di Mataram, seperti diberitakan Antara, Selasa (26/8).
Namun, terkait hal itu, pihaknya belum dapat memastikan apakah pembunuh ketiga polisi itu hanya satu orang pelakunya. "Ini masih dugaan, kami akan terus melakukan pengembangan sampai pelakunya terungkap," katanya.
Tiga anggota polisi di Bima meninggal pada waktu dan tempat yang berbeda, yakni Ipda Hanafi (Satuan Narkoba Polres Bima) meninggal ditembak orang tak dikenal pada 28 Maret 2014 di Jalan Sultan Muhammad Salahudin Kota Bima, Bripka M Yamin meninggal ditembak pada 2 Juni 2014 dekat rumahnya di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, dan Iptu Abdul Salam, Kapolsek Ambalawi, Bima.
Tim penyelidikan yang dilakukan oleh anggota Polres Kota Bima dibantu anggota Polda NTB, telah membandingkan bukti-bukti pembunuhan Iptu Abdul Salam dengan kejadian-kejadian sebelumnya.
"Kami baru menemukan adanya kesamaan jenis peluru dan senjata yang digunakan pelaku," ucapnya.
Terkait hal itu, pihaknya akan terus mengumpulkan data dan mencari bukti-bukti lainnya yang dapat memperkuat penyidik dalam mengungkap pelaku," ujarnya.
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang tak dikenal itu rata-rata menembak di bagian kepala korban, begitu juga yang dialami oleh Kapolsek Ambalawi Iptu Abdul Salam pada Sabtu (16/8) pagi.
Iptu Abdul Salam dipastikan meninggal akibat ditembak setelah dilakukan otopsi oleh tim forensik Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB bersama dokter dari Polda NTB, dengan menemukan serpihan logam yang bersarang di kepalanya.
Polda NTB berharap kepada tim agar pelaku pembunuhan tiga anggotanya segera terungkap karena kasus itu menyangkut citra dan harga diri kepolisian.