Pendidikan Mentereng Para Milenial yang Jadi Staf Khusus Jokowi
Ada yang menarik dari ketujuh staf khusus Presiden Jokowi yang baru ini. Mereka adalah anak-anak muda yang berprestasi.
Presiden Jokowi telah memperkenalkan tujuh staf khusus presiden baru yang akan membantunya di Istana. Sementara lima staf khusus lainnya adalah staf khusus lama yang masih dipertahankan. Total ada 12 staf khusus yang dimiliki Jokowi.
Ada yang menarik dari ketujuh staf khusus presiden yang baru ini. Mereka adalah anak-anak muda yang berprestasi.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
-
Bagaimana Presiden Jokowi diajak berfoto bersama? Jokowi bersama Menhan, Panglima TNI, dan tiga kepala staf kemudian kompak berfoto bersama menggunakan jaket bomber berwarna biru tua.
Selain itu, dari segi pendidikan, mereka tak perlu diragukan. Selain lulusan universitas ternama di dalam negeri, mereka juga tercatat lulusan universitas luar negeri.
Dengan lantar belakang dan prestasinya, Presiden Jokowi berharap ada trobosan dan inovasi untuk mengelola negeri ini. "Iya saya ingin ada inovasi, ada gagasan, ada ide baru, ada terobosan baru sehingga memudahkan kita dalam mengelola negara ini sehingga golnya ke sana," kata Jokowi, Kamis, (21/11).
Berikut ini pendidikan mentereng para staf khusus Presiden Jokowi:
Putri Tanjung
Putri Indahsari Tanjung atau yang lebih dikenal Putri Tanjung resmi ditunjuk Presiden Jokowi sebagai staf khusus presiden termuda saat ini. Putri dari pengusaha dari Chairul Tanjung tersebut lahir pada 22 September 1996.
"Putri Indahsari Tanjung, umur masih sangat muda 23 tahun. Saya kaget 23 tahun," ujar Jokowi di Istana, Jakarta, Kamis (21/11).
Dia adalah sarjana Academy of Art di San Fransisco. Pada usia 15 tahun, Putri Indahsari Tanjung sudah aktif menjadi CEO Creativepreneur dan Chief Officer Kreatif. Menurut Putri, Creativepreneur adalah penyedia event untuk menyebarkan virus entrepreneur bagi anak muda.
"Saya memang suka dikaitkan dengan nama orangtua, tapi sejak usia 15 tahun saya sudah berkarya sendiri mendirikan Creativepreuner. Kami mengajarkan tentang branding dan kreatif," kata Putri.
Adamas Belva Syah Devara
Kemudian ada Adamas Belva Syah Devara. Dia dikenal sebagai Pendiri dan Direktur Utama (CEO) dari perusahaan startup di bidang pendidikan dan teknologi terbesar di Indonesia, Ruangguru. Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai salah satu dari 30 pengusaha muda paling berpengaruh di Asia oleh Forbes Magazine.
Dalam dunia pendidikan, pria kelahiran 30 Mei 1990 ini lulusan Universitas luar negeri. Tercatat, tahun 2007, Belva terpilih menjadi salah satu dari delapan siswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Singapura untuk melanjutkan studinya ke Nanyang Technological University, Singapura, salah satu institut teknik terbaik di Asia.
Ia merupakan orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda dalam program studi Ilmu komputer dan Bisnis di Nanyang Technological University.
Yang lebih membanggakan, pada tahun 2013, Belva menjadi orang Indonesia pertama yang diterima di program gelar ganda di Harvard University, Cambridge, Massachusetts dan Stanford University, Palo Alto, California sekaligus, dua universitas paling bergengsi di dunia.
Di Harvard University ia mengambil jurusan Master of Public Administration (Kebijakan Publik). Sedangkan di Stanford University, ia mengambil jurusan Master of Business Administration (Bisnis Manajemen).
Andi Taufan Garuda
Salah satu sosok yang dipilih Jokowi menjadi staf khusus adalah Andi Taufan Garuda Putra. Pria 32 tahun itu diketahui CEO Amartha, perusahaan teknologi finansial yang menghubungkan pendana di perkotaan dengan pengusaha mikro di pedesaan melalui teknologi.
Jokowi mengungkapkan alasan dirinya memilih Andi Taufan sebagai staf khusus. Menurut dia, Andi adalah sosok pengusaha yang sangat memahami bidang Fintech serta mempunyai segudang inovasi di sektor UMKM.
"Andi Taufan Garuda Putra, usia 32 tahun, lulusan Harvard Kennedy School, bergerak di dunia Entreprenueur banyak meraih penghargaan atas inovasi dan kepedulian di sektor UMKM, CEO Amartha MicroFintech, saya kenal beliau saat urusan Fintech," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11).
Andi Taufan lahir di Jakarta, 24 Januari 1987. Dia tercatat merupakan lulusan sarjana bisnis, Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia juga berhasil meraih gelar Master of Public Administration di Harvard Kennedy School.
Gracia Billy Mambrasar
Putra asal Papua, Billy Gracia Yosaphat Mambrasar ditunjuk sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Kamis (21/11). Billy saat ini tengah menempuh pendidikan di Oxford University, Inggris.
Jokowi mengatakan, Billy akan lulus Oktober 2019 nanti. Setelah itu, kata dia, Billy akan menempuh pendidikan lanjutan di Harvard, Amerika Serikat.
Seperti dikutip dari Antara, Kamis (21/11/2019), Billy sedang dalam proses penyelesaian tesis studi gelar Magister (MSc) dalam bidang bisnis di Universitas Oxford.
Namun rupanya, gelar tersebut bukanlah gelar pertamanya. Billy sebelumnya sudah menyelesaikan studi di Australian National University (ANU) dengan beasiswa dari Pemerintah Australia dan menjadi mahasiswa terbaik pada 2015 lalu.
Dalam waktu dekat, Billy bahkan akan melanjutkan pendidikan doktoralnya dengan Beasiswa Afirmasi dari LPDP di Universitas Harvard, Amerika Serikat dalam bidang pembangunan manusia.
Ayu Kartika Dewi
Ada juga Ayu Kartika Dewi. Ia adalah Perumus Gerakan SabangMerauke. Ayu adalah lulusan pascasarjana Duke University Fuqua School of Business, Amerika. Ia mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA), berhasil sekolah dan lulus dari universitas tersebut dengan beasiswa Keller Scholarship dan Fulbright Scholarship.
Di usia 27 tahun kariernya terbilang cemerlang. Perempuan berhijab ini juga memegang jabatan Manajer Consumer Knowledge Procter and Gamble (P&G) cabang Singapura.
Dia sekaligus sebagai Initiator dan Co-Founder dari organisasi SabangMerauke. Organisasi tersebut menyelenggarakan program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia.
Ayu mendirikan Gerakan SabangMerauke sekitar 2010-2011 diilhami dengan pengalamannya ketika menjadi guru SD di pelosok Maluku Utara. Saat ini Ayu menjabat sebagai mentor pada Board of Directors SabangMerauke.
Perempuan dengan kulit sawo matang ini juga memiliki hobi berpetualang dan senang memainkan piano, gitar, dan biola. Namun, mengajar adalah hal yang paling diminati.
Angkie Yudistia
Kemudian ada Angkie Yudistia. Ia menjadi perhatian publik karena dirinya adalah seorang tuna runggu. Dalam keterbatasan fisiknya, Angkie mampu berprestasi. Angkie merupakan pendiri Thisable Enterprise. Lembaga ini fokus pemberdayaan ekonomi kreatif bagi penyandang disabilitas.
Seperti dilansir dari Antara, Angkie lahir di Medan pada 5 Mei 1987. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor. Kemudian putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.
Pada 2008, perempuan yang menjalani aktivitas dengan menggunakan alat bantu pendengaran itu mengikuti ajang Abang None Jakarta dan berhasil terpilih sebagai salah satu finalis dari daerah pemilihan Jakarta Barat. Masih di tahun yang sama, dia juga sukses menyabet penghargaan sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008.
Aminuddin Maruf
Yang terakhir ada Aminuddin Maruf. Aminuddin pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.
Aminuddin menyelesaikan pendidikan SI nya di Universitas Negeri Jakarta. Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Trisakti.
(mdk/dan)