Pendukung Jokowi Sebut Pernyataan 'Anak Ingusan' Panda Nababan Remehkan Gibran
Pendukung Jokowi menyatakan Panda Nababan sangat meremehkan kredibilitas Gibran dalam perpolitikan Indonesia.
Pernyataan politikus senior PDIP Panda Nababan yang menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ‘anak ingusan’ menuai kritik. Pendukung Jokowi menyatakan Panda Nababan sangat meremehkan kredibilitas Gibran dalam perpolitikan Indonesia.
“Diksi anak ingusan itu tidak pas, tendensius dan konotasinya meremehkan,” kata Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), Nizar Ahmad Saputra, Kamis (29/6).
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Bagaimana DKPP menilai tindakan KPU terkait Gibran? DKPP pun menjatuhkan sanksi berupa peringatan keras terakhir kepada Hasyim karena melanggar kode etik dan pedoman perilaku dalam 4 perkara, masing-masing dengan nomor 135-PKE-DKPP/XII/2023; 136-PKE-DKPP/XII/2023; 137-PKE-DKPP/XII/2023; dan 141-PKE-DKPP/XII/2023.
-
Mengapa Gibran Rakabuming Raka mempersilakan pihak yang menggugat Presiden Jokowi? Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut."Iya, iya silakan," ujar Gibran saat ditemui di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
Menurut Nizar, Gibran telah melakukan perubahan besar-besaran di Solo. Misalnya, menekan angka kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Sisi kehidupan keberagaman juga semakin inklusif, Solo di peringkat ke-4 sebagai Kota Toleran. Apa begini anak ingusan?” ucap Nizar.
Dia mengatakan, Panda Nababan gagal paham terhadap tren kepemimpinan global. Padahal, sejumlah negara di dunia sudah dipimpin anak muda.
“Beliau gagal paham fakta global tren. Perdana Menteri Finlandia anak muda, Presiden Kosovo dan Perdana Menteri Selandia Baru juga sama. Presiden Macron waktu terpilih pertama di Prancis juga muda. Ini jelas global tren,” jelasnya.
Panda juga dinilai melupakan sejarah bahwa Bung Karno merupakan pemimpin muda saat berjuang memerdekakan Indonesia. Politikus senior tersebut disebut gagal literasi sejarah pemimpin bangsa yang merupakan anak-anak muda.
“Panda Nababan darurat literasi, ahistoris, lupa sejarah. Bukankah kita semua mafhum bahwa Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, dan lain-lain itu tokoh muda? Tokoh Boedi Oetomo kala itu anak-anak muda yang tertuang dalam sejarah juga Sumpah Pemuda,” jelasnya.
Dalam sebuah diskusi baru-baru ini, Panda Nababan menyebut Gibran ‘anak ingusan’. Menurutnya, Gibran tidak layak maju di Pilpres 2024.
"Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah," kata Panda Nababan.
Dia mengatakan, Gibran masih perlu belajar banyak dari ayahnya Presiden Joko Widodo yang sudah berkiprah lebih jauh di politik.
"Dia butuh proses seperti bapaknya, panjang. Nggak langsung ujug-ujug kayak gitu, kayak dinasti aja," ungkapnya.