Pengacara Ahok duga ada rekayasa dari kesamaan BAP saksi ahli bahasa
Salah satu penasehat hukum, I Wayan Sidharta menuding kesamaan BAP menunjukkan ada aktor yang mengatur permasalahan ini. Sebab dalam memberikan kesaksian, Wahyuni sempat keceplosan adanya orang membantunya membuat BAP.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan dosen Universitas Mataram Mahyuni sebagai saksi ahli Bahasa Indonesia dalam sidang ke-10 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Penasehat hukum terdakwa curiga karena beberapa poin dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Mahyuni mirip dengan saksi ahli lainnya.
Salah satu penasehat hukum, I Wayan Sidharta menuding kesamaan BAP menunjukkan ada aktor yang mengatur permasalahan ini. Sebab dalam memberikan kesaksian, Wahyuni sempat keceplosan adanya orang membantunya membuat BAP.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
"Itu pertama ada rekayasa. Ada skenario besar di belakang BAP ini. Kedua terburu-buru jadi ketahuan," katanya di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (13/2).
Kejanggalan lain, dia menyoroti kesamaan referensi buku yang dicantumkan dalam BAP Mahyuni. Pasalnya dalam BAP saksi ahli lainnya, referensi buku sebagai landasan pendidikannya sama. "Tidak jelas referensinya, tidak jelas, makanya berputar-putar," tutupnya.
Sebelumnya, dalam persidangan Mahyuni mengatakan, kesamaan isi BAP bukanlah kesengajaan yang dilakukan olehnya. Bahkan, dia juga membantah adanya seorang teman yang membantunya mengetik BAP tersebut.
"Apakah itu kebetulan, saya tidak tahu, tapi, bahwa saya ditanya dan saya jawab. Bukan ketik dengan temen, itu salah paham," katanya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (13/2).
Dia menjelaskan, kesamaan tersebut bukan atas banyak hal, melainkan hanya buku referensi yang digunakannya. Sehingga, Mahyuni merasa tidak perlu mempermasalahkan hal tersebut.
"Tidak itu teori, kebetulan dipakai di BAP yang sama, itu urusan yg bersangkutan. Jadi intinya adalah, kami fokus pada kebohongan itu. Jadi bohong itu jadi kata yg menunjukan diskriminasi, penyalahgunaan kekuasaan," tutupnya.
Salah seorang penasihat hukum Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, setidaknya ada delapan butir BAP atas nama Mahyuni yang mirip dengan BAP atas nama saksi ahli hukum pidana, Mudzzakir. Ini membuat pihak mereka bertanya-tanya.
"Ada dua BAP yang sama persis. Ada di butir 17 BAP ahli di halaman enam itu pertanyaannya sama dan jawabannya sama dengan apa yang di jawab oleh ahli lain," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (13/2).
Dia mengungkapkan, persamaan keduanya ada di masing-masing BAP butir 18, 20, 25, 28, 30, 31, 32 dan 33. Bahkan penasihat hukum membeberkan pada poin tersebut memiliki tanda baca yang sama dan kesalahan yang sama.
"Bisa dilihat di halaman 6 butir 17 BAP. Bahkan ada kesalahan menulis kata yang sama. Dua BAP sama-sama kata tidak ditulis 'tidka'," terangnya.
Mendengarkan pernyataan tersebut, Mahyuni membela diri. Mahyuni mengatakan, ada beberapa pernyataan yang sama karena terkait definisi. Kalaupun ada yang sama, dia mengaku tak tahu menahu terkait kesamaan penulisan tersebut.
"Kalau definisi wajar persis sama, sumbernya sama. Kalau kebetulan sama saya tak paham. Kalau ilmuwan dan saya enggak paham kalau itu sama," jelasnya.
Penasehat hukum pun bertanya apakah ada orang di balik persamaan pernyataan tersebut. Namun Mahyuni memastikan tidak ada. Karena saat pemeriksaan hanya ada seorang temannya yang membantu untuk mengetik jawaban di Bareskrim.
"Tidak ada (yang mengarahkan). Hanya ada teman saya Satiro dosen UI yang waktu itu membantu mengetikkan untuk saya," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, penasihat hukum Ahok mengatakan bakal mempelajari lebih lanjut terkait persamaan BAP tersebut. Mereka juga akan memasukkan perbedaan ini ke dalam pledoi.
(mdk/noe)