Pengacara Ungkap Brigadir J Pernah Todongkan Senjata ke Foto Ferdy Sambo
Kuasa Hukum Keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis mengungkap bahwa almarhum Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat pernah menodongkan senjata ke foto Sambo. Arman mengaku mengetahui informasi tersebut dari ajudan kliennya.
Kuasa Hukum Keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis mengungkap bahwa almarhum Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat pernah menodongkan senjata ke foto Sambo. Arman mengaku mengetahui informasi tersebut dari ajudan kliennya.
"Terus ada juga saya wawancara itu ada yang pernah Yoshua ini menodongkan senjata ke foto Pak Kadiv Propam atau Pak Sambo. Jadi, tapi ditegur oleh ajudan bahwa jangan begitu, itu pimpinan begitu," kata Arman saat dihubungi, Sabtu (30/7).
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Apa sanksi yang diterima Ferdy Sambo? Ferdy Sambo diganjar sanksi Pemecetan Tidak Dengan Hormat IPTDH).
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Siapa yang memimpin Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
Kendati demikian, Arman masih belum mengetahui motif Brigadir J menodongkan senjata kepada foto Ferdy Sambo tersebut. Namun Arman enggan membeberkan siapa ajudan memberi tahu bahwa Brigadir J pernah menodongkan senjata ke foto Ferdy Sambo tersebut.
Arman juga mengungkapkan, mengenai Brigadir J yang disebut mendapatkan ancaman, itu hanya sebatas asumsi saja. Sebab sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari bukti-bukti mengenai kematian Brigadir J.
"Kalau motif kan saya enggak tahu, motifnya kan. Saya hanya mewawancara, enggak mungkin lagi kita tanyakan ke Brigadir J, kan sudah almarhum. Kita info kenapa saya menanggapi, karena kan berita yang menyampaikan Yoshua diancam sebelumnya, ada ancaman itu kan masih spekulasi semua ya. Masih spekulasi, asumsi, tunggu lah," ujar dia.
Kubu Ferdy Sambo Minta Publik Tak Berspekulasi
Karena itu, dia meminta agar publik bersabar menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Korps Bhayangkara untuk mengungkap misteri kematian Brigadir Yoshua. Kata dia, jangan ada spekulasi sebelum ada fakta-fakta yang diungkapkan oleh Polri.
"Saya selalu itu kalau diwawancara saya sampaikan, tunggu ayo kita bersabar menunggu hasil pemeriksaan tim yang telah dibentuk Pak Kapolri. Tetapi kalau ada seperti berita lagi spekulasi itu, nah saya juga harus menyampaikan juga apa yang saya dapat gitu ya kan," ujar dia.
Dia mengaku sebenarnya tidak ingin menyampaikan informasi didapat dari ajudan kliennya tersebut. Karena menurut dia, hal ini sudah disampaikan kepada penyidik maupun di Komnas HAM.
"Jadi kalau apa yang disampaikan ada berita begitu, ya saya juga harus tunggu, jangan berspekulasi. Kalau saya menyampaikan semua kan bisa saja," tutupnya.
(mdk/gil)