Pengakuan Mengejutkan Prada DP Tega Bunuh Sang Pacar
Prada DP mengaku membunuh pacarnya, Fera. Ia juga memberikan pengakuan sadis lainnya
Prada DP sudah menjalani sidang di Pengadilan Militer I-04 Palembang. Dari sidang-sidang tersebut, terungkap penyebab dan kronologi Prada DP membunuh Fera Oktaria (21). Dari hasil keterangan terdakwa Prada DP, disimpulkan Prada DP membunuh Fera lantaran kesal.
Lebih lengkapnya, berikut pengakuan sadis Prada DP saat melakukan pembunuhan terhadap Fera:
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan sidang perdana kasus kematian Dante dimulai? Pada tanggal 27 Juni 2024, sidang perdana kasus kematian Dante dengan terdakwa Yudha Arfandi telah dimulai.
-
Di mana Prada Rio Tirto bertanding dan berhasil mengalahkan lawannya? Prada TNI Rio Tirto sukses menumbangkan atlet MMA asal China Yang Wei Xiang dengan perolehan menang angka atau mutlak dalam ajang internasional One Pride MMA 79 King Size New Champion di Bali.
-
Siapa Darma Mangkuluhur? Darma Mangkuluhur menjadi sorotan karena rencananya membangun lapangan golf di Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan dana Rp1,2 triliun. Miliki Bisnis Yang Berkembang Pesat, Ini Potret Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto yang Akan Bangun Lapangan Golf Senilai Rp1,2 Triliun Merupakan Komisaris Darma adalah komisaris di PT Intra GolfLink Resorts (IGR) dan PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan properti, seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kenapa Polda Metro Jaya mengambil alih kasus Dante? Ade mengatakan alasan kasus itu diambil alih Polda Metro Jaya. Menurut Ade, hal itu setelah polisi mendalami dugaan adanya unsur tindak pidana terkait kematian bocah tersebut."Untuk memudahkan dan mempercepat proses penyelidikan," kata Ade kepada wartawan, Senin (5/2).
Sudah Melakukan Hubungan Layaknya Suami Istri
Dalam persidangan yang digelar Kamis (15/8), Prada DP mengaku kesal dengan ucapan korban yang mengaku hamil dua bulan. Padahal mereka sudah lama tidak berhubungan badan sejak terdakwa menempuh pendidikan di Baturaja, Ogan Komering Ulu.
"Saya kecewa dia mengaku hamil. Padahal saya pendidikan militer lima bulan dan hari itu baru pertama kali kami berhubungan (bersetubuh)," kata terdakwa.
Pada malam itu, terdakwa dan korban dua kali melakukan hubungan layaknya suami istri. Setelah itu, barulah keributan terjadi hingga berakhir pembunuhan.
"Kami tiba di penginapan pukul dua dini hari, setelah berhubungan badan, saya hidupkan HP-nya, ternyata password-nya berubah, bukan tanggal jadian kami lagi," ujarnya.
Kesal hingga Membunuh Korban
Prada DP juga sempat bertanya pada korban. Namun korban justru marah sambil mengaku hamil. Sontak terdakwa emosi lalu menjambak rambut korban.
"Habis itu kepalanya saya benturkan ke dinding. Dia melawan dan mendorong saya ke belakang," ujarnya.
Perlawanan korban justru membuat terdakwa semakin beringas. Prada DP mencekik dan membekap korban hingga tewas.
Dalam keadaan bingung, terdakwa memutuskan ingin menghilangkan jejak dengan cara memutilasi tubuh korban menjadi dua bagian. Niatnya didukung dengan adanya gergaji yang ia temukan di gudang penginapan. Namun gergaji patah.
Meminta Bantuan untuk Memutilasi Korban
Dalam keadaan bingung, Prada DP kemudian pergi ke rumah pamannya, Dodi Karnadi yang tinggal tak jauh dari TKP.
Dodi memberikan kantong plastik besar untuk memasukkan potongan tubuhnya biar darahnya tidak menetes. Kemudian terdakwa membeli beberapa barang, seperti tas, koper dan gergaji di pasar.
"Paman saya sarankan dipotong dua, dimasukkan dalam kantong besar dan koper. Waktu itu, saya minta tolong memotongnya, tapi tidak mau, saya balik ke penginapan sendirian," kata dia.
Gagal memutilasi korban untuk kedua kalinya, terdakwa kembali menemui Dodi. Dodi pun menghubungi rekannya, Imam, untuk meminta bantuan.
"Saya disuruh bakar saja mayatnya pakai obat nyamuk bakar. Lalu saya beli Pertalite 9 liter, saya siramkan semua, kasur juga. Waktu obat nyamuk sudah dihidupkan, saya merasa iba, saya putuskan batal membakarnya," pungkasnya.
(mdk/has)