Penghujung Masa Jabatan, Menteri Kesayangan Prabowo Pakai Rp65,4 Miliar untuk Ini
Amran mengaku keliling Indonesia untuk memastikan pangan masyarakat sebelum pergantian masa pemerintahan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ditemani Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri Komisaris Jenderal Moh Fadil Imran menyalurkan bibit padi dan berat serta alat dan mesin pertanian (Alsintan) senilai Rp65,4 miliar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (11/10).
Selain menyalurkan bibit dan Alsintan, Amran bersama Fadil juga melakukan panen serta tanam di Desa Sunggamanai, Kecamatan Pattalasang, Kabupaten Gowa.
- Pesan Prabowo ke Jajaran Menteri: Jangan Ragu Telepon Saya!
- Pembekalan dengan Prabowo Rampung, Gibran Tinggalkan Hambalang Diikuti Rombongan Calon Menteri
- Menteri Amran Maksimalkan Anggaran Kementan untuk Petani, Kurangi Biaya Dinas dan Rapat
- Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo
Kepada wartawan, Amran mengaku keliling Indonesia untuk memastikan pangan masyarakat sebelum pergantian masa pemerintahan. Amran mengatakan mempunyai mimpi dalam tiga tahun ke depan Indonesia akan menjadi lumbung pangan.
"Mimpi kita paling lambat tiga tahun ke depan akan menjadi lumbung pangan dunia ke depan," kata Amran.
Untuk mencapai target tersebut, Amran mengatakan perlu transformasi pertanian dari tradisional menjadi modern. Untuk merealisasikan itu, lanjut Amran, dimulai dengan intensifikasi pompanisasi.
"Jadi jelas kita transformasi pertanian tradisional jadi modern. Kita mulai dengan intensifikasi pompanisasi, bibit unggul, membangun rein mode dan sistem, bangun embung-embung di nusantara," tuturnya.
Amran mengaku saat ini Kementerian Pertanian sedang mencetak sawah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Sumatera Barat dan (Sulsel) dan terakhir di Merauke, Papua.
"Paling akhir di Merauke itu 1 juta hektare. Itu artinya kita siapkan pangan generasi kita ke depan," tuturnya.
Meski demikian, Amran mengaku ingin melibatkan generasi milenial dan Gen Z. Alasannya, dengan keterlibatan milenial dan Gen Z di lapangan akan menguntungkan jika menggunakan alsintan canggih.
"Kami gunakan mesin pertanian, combine harvester dan sistem. Kemudian milenial berpendapatan Rp10 juta per bulan. Kalau dia terlibat masuk, kami target 50 ribu orang generasi milenial untuk kami hibakan peralatan teknologi tinggi membantu petani kita. Insya Allah kita akan swasembada paling lambat 3 tahun," tegasnya.
Dengan transformasi pertanian modern, beber Amran, bisa menekan biaya produksi mencapai 60-70 persen.
"Kemudian lostsis bisa hilang 20 persen, bisa kita tarik kemudian mengurangi biaya. Sehingga bisa meningkatkan produksi," tuturnya.
Pendiri PT Tiran ini mengungkapkan untuk kali ini pihaknya menghibahkan bibit dan alsintan di Kabupaten Gowa. Ia berharap dengan penyaluran tersebut diharapkan bisa meningkatkan produksi pertanian Sulsel.
"Target untuk Sulsel produksi, insya Allah lebih tinggi. Mudah-mudahan tahun ini tarulah sekarang 30 juta ton dan tahun depan naik jd 32 ton," ucapnya.
Sementara Fadil Imran menitipkan pesan kepada Bhabinkamtibmas untuk mendampingi kelompok petani. Berdasama Babinsa, Bhabinkamtibmas bisa bisa membangun desa melalui pertanian.
"Pesan saya kepada Bhabin, tolong hadir di tengah kelompok petani membangun desa melalui pertanian. Setelah ini masing-masing petani mendapatkan bantuan dari Pak Mentan. Sebentar lagi musim tanam," ucapnya.
Menteri Kesayangan Prabowo
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo beberapa waktu lalu membocorkan ada salah satu menteri yang saat ini sangat disayang oleh Prabowo Subianto. Apalagi, jika nantinya, sang menteri mampu melakukan ekspor pangan. Tidak lagi impor.
"Saya bisa bersaksi, Pak Amran, Pak Menteri paling disayangi Pak Prabowo saat ini. Dan akan lebih disayangi nanti kalau jadi pengekspor pangan pak," tegas Hashim merujuk kepada Menteri Pertanian Amran Sualeman.