Penglingsir Puri Agung di Bali Dukung Pembangunan Bandara di Bali Utara
Rencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mendapat dukungan dari 14 penglingsir Puri Agung di Bali.
Rencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mendapat dukungan dari 14 penglingsir Puri Agung di Bali.
Penglingsir Puri Agung di Bali Dukung Pembangunan Bandara di Bali Utara
Direktur Utama PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengatakan, proses pembangunan Bandara Bali Utara, di Kabupaten Buleleng, Bali, akan segera berlanjut atau dibangun yang sebelumnya sempat tertunda.
"Secara administratif dan secara politis mestinya sudah selesai. Sepanjang tahun kemarin sudah menyaksikan kehadiran beberapa petinggi-petinggi negeri ke lokasi kami untuk menyakinkan bahwa ini sebuah kebutuhan," kata dia, dalam pertemuan di Puri Agung Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Selasa (21/5) sore.
Rencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mendapat dukungan dari 14 penglingsir Puri Agung di Bali dan hadir dalam pertemuan di Puri Agung Blahbatuh, Gianyar.
Penglingsir Puri Singaraja, Buleleng, AA Ngurah Ugrasena mengatakan, pada tanggal 26 Mei 2024, pusaka Raja Buleleng dan Blahbatuh akan 'tedun' atau turun mendampingi topeng tapel Gajah Mada, di Pura Penyusuhan Kubu Tambahan, Buleleng. Sementara, Pura ini merupakan kawasan terdekat dengan Bandara Bali Utara yang akan dibangun di tengah laut tersebut.
"Alasan tanggal 26 (Mei), kami berharap tanggal itu, di Pura Pengusuhan ada event yang kita tunggu, berkaitan dengan dengan Bandara Bali Utara," ujarnya.
Dukungan juga diberikan Penglingsir Puri Klungkung, Ida Dalem Smaraputra. Bandara itu adalah wujud pemerataan pembangunan ekonomi di Pulau Dewata.
Kemudian Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Ngurah Kakarsana juga mengatakan, keluarga besar Puri Blahbatuh memohon restu Ida Topeng Gajah Mada dan Pusaka Ki Tunjung Tutur untuk mendukung pembangunan Bandara Bali Utara tersebut. Karena pihaknya percaya bahwa rencana pembangunan Bandara Bali Utara merupakan restu alam.
Penglingsir Puri Peliatan, Cok Nindya mengatakan, pihaknya sangat mendukung pembangunan Bandara Bali Utara. Karena, pembangunan di Bali perlu ada pemerataan, dan dulunya pusat pemerintahan di Bali, ada di Bali Utara.
"Kita menyadari di Bali ada delapan kabupaten dan satu kota. Tapi kenyataannya, dari sembilan kabupaten dan kota, hanya (Kabupaten) Badung yang mensejahterakan Bali,” katanya.
Koordinasi dengan Kementerian
Sementara Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengatakan, untuk pembangunan Bandara Bali Utara, di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, pihaknya sudah berkoordinasi dari sejumlah kementerian.
Erwanto menerangkan, bahwa sejumlah kementerian telah memberikan rekomendasi untuk proyek pembangunan Bandara Bali Utara. Seperti, kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Hampir semua kementerian terkait. Dari mulai Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Investasi, Kementerian KLHK yang paling penting dan Kementerian KKP. Karena ini kan lokasi di laut, semua rekomendasi sudah kami dapatkan terutama yang KKP itu, wilayah laut itu sudah komunikasi semuanya (dan dapat persetujuan)," kata Erwanto, di Puri Agung Blahbatuh, Gianyar, Selasa (21/5).
Ia juga menyebutkan, bahwa pembangunan Bandara Bali Utara dari banyak studi dan kajian memang sebuah kebutuhan untuk di Bali agar menyeimbangkan pembangunan antara Bali Utara dan Bali Selatan.
"Ada 16 studi dan 18 kajian dan dua feasibility study di dalam negeri dan luar negeri menyatakan, bahwa Bandara Bali Utara ini ada sebuah kebutuhan sebuah keniscayaan, harus dibangun untuk menyeimbangkan perekonomian Bali Selatan dan Bali Utara," katanya.
Ia juga menyatakan, dengan adanya pembangunan Bandara Bali Utara akan tercipta 200 ribu lebih lapangan pekerjaan. Pembangunan Bandara Bali Utara harus dieksekusi secepatnya sebelum tahun 2026. Karena, menurutnya dalam dua tahun hanya bisa membuat satu runway atau landasan pacu pesawat dan desain di Bandara Bali Utara ada dua runway dan untuk dua runway itu butuh waktu lima tahun.
"Setelah kami melakukan DED tiga bulan, kami langsung gaspol, tidak ada waktu lagi buat tidur, buat istirahat, kita gaspol. Karena apa, DED selesai kita langsung kerja untuk mengejar itu (waktu) 18 bulan menyelesaikan satu runway agar bisa digunakan di Oktober 2026," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk membangun satu bandara membutuhkan dana hingga Rp 17 triliun. Tetapi, untuk di Bandara Bali Utara ada tiga hal yang penting untuk di bangun. Pertama tentu bandaranya sendiri, kedua adalah pembangunan aerocity dan aerotropolis hingga Baliwood yang totalnya sekitar Rp 50 triliun.
"Konsep bandara kami semuanya di laut dengan pola restorasi abrasi. Ada tiga hal, tidak akan menggusur lahan produktif, tidak menggusur pura-pura dan situs, tidak menggusur tempat tinggal dan masyarakat," ujarnya.