Penipu Telkomsel konyol parah, tapi kenapa masih ada yang tertipu?
Jika masyarakat tidak merespons pesan singkat maupun telepon dari si penipu, maka mereka tidak akan menjadi korban.
Penipuan yang mengatasnamakan M-Kios dan Telkomsel masih terus terjadi. Para penipu ini sebenarnya menggunakan modus yang konyol. Website mereka pun terlihat abal-abal. Namun ternyata masih banyak saja yang tertipu.
Kenapa?
-
Di mana program SMS Pisan dilaksanakan? "Pogram SMS Pisan ini ternyata cukup ekfektif. Sapi yang sebelumnya kesulitan untuk reproduksi, dengan program ini bisa bereproduksi bahkan bisa setahun sekali," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi kelompok ternak Barokah Rojo Joyo, di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (4/10).
-
Ke mana tautan dalam email dan pesan SMS palsu tersebut mengarahkan? Perusahaan keamanan Symantec menemukan bulan ini bahwa tautan tersebut mengarah ke situs web palsu yang meminta penerimanya mengungkapkan nomor ID Apple mereka.
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp dengan modus 'Customer Service'? Penipuan lainya yang biasa terjadi melalui WA adalah mengaku sebagai customer service dari salah satu marketplace yang mengatakan bahwa akun Anda akan disuspend karena dianggap melanggar peraturan. Dengan dalih mencocokkan data, mereka akan menanyakan beberapa data, termasuk data diri dan data akun marketplace yang pada saat bersamaan pelaku akan mencoba login.
-
Bagaimana cara program SMS Pisan meningkatkan reproduksi sapi? Lewat program ini, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan treatment kepada indukan sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga mereka dapat bereproduksi secara maksimal, yaitu satu tahun sekali.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar mengatakan hal itu disebabkan oleh masyarakatnya sendiri yang masih tergiur untuk mendapatkan hadiah dari para penipu.
"Pertama memang modus yang dilakukan penipu macam-macam. Terutama janji dapat hadiah, orang sekarang berpikir kalau bisa mendapat hadiah tanpa bekerja kenapa tidak. Itu yang jadi alasan kenapa masyarakat masih bisa tertipu," kata Musni ketika dihubungi merdeka.com, Senin (3/8).
Dia menambahkan jika masyarakat tidak merespons pesan singkat maupun telepon dari si penipu, maka mereka tidak akan menjadi korban. Sebab, jika seseorang sudah memberi respons, maka si penipu akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan uang.
"Kalau bisa kita telusuri, sudah bisa ditebak dari awal kalau SMS atau telepon itu penipuan," imbuh Musni.
Oleh karena itu, masyarakat harus tetap hati-hati dalam berkomunikasi. Karena modus penipuan tidak akan berlanjut jika individunya sendiri bersikap acuh.
"Harus ditanamkan kalau ada SMS tidak usah gampang percaya. Selain itu harus selalu diingatkan kalau dirinya bisa jadi korban penipuan. Seluruh kelompok masyarakat bisa jadi korban, terutama ibu-ibu. Kita juga tidak boleh terima telpon dari yang tidak dikenal," pungkasnya.
(mdk/cob)